Taman Baca Mendai Bergeliat untuk Literasi Orang Kampung

“Secanggang itu dimana ya?”

Kalau ditanya seperti itu, apa yang Anda ingin jawab? bilang tahu atau tidak. Bahkan bertanya ulang, Secanggang itu apa ya? Ini bisa jadi berabeh semuanya karena orang yang bertanya emosi tingkat tinggi dan yang jawab pun bisa naik darah tingginya.

Sebagian orang mungkin akan tahu, yang pernah berkunjung atau pernah sebagai tanah kelahirannya. Secanggang merupakan nama desa dan kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat. Keberadaannya tak jauh dari Stabat sebagai ibukota Kabupaten Langkat. Siapa sangka, banyak orang di dekat sana saja tak mengetahui keberadaan desa tersebut. Nama desa dan kecamatan secara bersamaan inilah yang membuat daerah ini lebih dikenal walau hanya sepintas lalu. Sebuah daerah kecil yang tak jauh dari Selat Malaka.

Orang disana hidup bertani mengelola lahan pertaniannya pribadi atau sewa. Sebagian lainnya mengharapkan dari potensi laut untuk menafkahi keluarganya dengan menjadi nelayan. Sebuah fakta, seorang nelayan yang sakit folio akhirnya mempesiunkan dirinya dari kegiatan tersebut. Untuk mengisi kegiatan hariannya, mengelola sebuah Taman Baca secara sukarela. Fasilitas yang tersedia merupakan buku dengan berbagai judul dan genre. Sebuah Taman Baca “Mendai” yang didirikan oleh kemanakannya yang merantau ke Medan dan bekerja di sebuah penerbitan buku dibagian pergudangan. Pak Cik atau paman beliau yang menjaga keberadaan taman baca tersebut di ruangan bagian depan dari rumahnya.

Sebuah kisah inspiratif diungkapkan T. Muhammad Faisal sebagai pendiri Taman Baca Mendai. Pendiriannya karena melihat potensi anak-anak yang menyukai baca buku namun keterbatasannya buku. Diharapkannya banyak anak-anak kampung disana bisa membaca dengan gratis sehingga bisa membuat orang kampung tersebut pandai.

Gambar: Penulis bersama T. M. Faisal sebagai Founder TB Mendai

Mendai itu punya arti baik. Baik untuk mereka yang membaca sehingga meningkatkan kecerdasan anak-anak disana. Mendai punya kepanjangannya “Membaca Membuat Kita Pandai”. Sebuah filosofi bagus dari ide pendirinya. Kegiatan taman baca ini dibuat di rumah Pak Ciknya, kadang berpindah tempat di sekitaran Kecamatan Secanggang. Bahkan beberapa relawan juga meminta membukanya di Jaring Halus dan daerah langkat lainnya.

Buku yang diperoleh dari berbagai sumbangan donatur dan pendiri sendiri. Beberapa komunitas lainnya juga pernah datang kesana untuk melihat kondisi taman baca sekaligus menyerahkan bantuan beberapa buku untuk dibaca oleh anak-anak kampung yang ingin belajar sehingga bisa mendunia. Dunia itu luas, melalui membaca mimpi meraih dan mejelajahi dunia akan tercapai. Geliat Faisal yang didukung oleh istri dan teman relawan lainnya, membuat program ini mulai mendapatkan dukungan oleh Pemerintah desa dan kecamatan. Upaya ini dilakukan untuk orang-orang kampung yang ingin maju dengan ketersedian secara gratis.

Kisah T. Muhammad Faisal mendirikan TB Mendai dapat ditonton melalui channel Youtube sofyanto.id klik disini hasil wawancara dengan penulis. Sebuah pengalaman menarik saat wawancara karena ketulusan dan ingin membangun kampung halamannya layak diapresiasi. Apresiasi kepada pendiri/pengelola dengan mendapatkan pelatihan manajemen TBM yang modern dan merakyat serta bantuan buku lebih berkualitas dan beragam. Keberadaannya diharapkan bisa memberikan manfaat bagi anak kampung untuk meraih mimpi-mimpinya.

TB Mendai sebagai contoh kegigihan inspiratif bahwa dari kampung yang jauh disana mampu bergerak dan bersemai bersama. Mereka ingin maju dan berkembang. Mereka bisa merdeka jiwa raganya dari ketertinggalan. Mereka jadi insan pembelajar dimanapun, kapanpun dan kepada siapapun.

“Orang kampung punya kesempatan yang sama untuk mendunia melalui kegiatan literasi di Taman Baca”

Leave a Reply