Diterima tanpa Lompat Pagar

“Pagar yang baik membuat tetangga baik”

Robert Frost ( Penyair dari Amerika Serikat 1874-1963 )

Ada suara orang minta tolong dan pagar terbuka. Langsung masuk saja dan lihat sini sana. Yakin, bahwa ini bisa diatasi dengan hati dan kerjasama. Tak usah pikirkan pagar tinggi tetangga yang tak bisa dilompoti kecuali darurat saja.

Setelah masuk, betapa kaget karena sudah ada tamu istimewa di sana. Bahkan ketua sudah duduk dengan santainya. Suara utama yang minta tolong ternyata sedang mengumpulkan massa. Dengan terpaksa, bicara apa adanya.

Dam dum dam dum. Tang tung tang tung. Der, tuntas juga dengan hasil bahagia karena ada kelanjutan waktu berbeda. Semoga ada yang bisa berbagi dengan leluasa kepada orang yang membutuhkan tanpa dana.

Tetangga mungkin tahu apa yang dilakukan di sana. Bisa saja jadi penasaran atau menunggu berita dengan berdiam diri di rumah saja. Gelisah juga akhirnya berani bertanya agar lebih akurat informasi yang diberikan padanya. Pilihan tetangga menutup pagar rapat-rapat atau mengikuti jejak langkah mereka.

Nyatanya, kehadiran di sana diterima dengan suka cita. Mempersilakan dan kemudian untuk mengungkapkan apa yang ada. Proses lancar karena sudah ada tukang atur dan juru bicara. Tugas mereka mengkondisikan suasana agar mereka dan tetangga bisa jadi rukun, damai sentosa.

Silaturahmi terjaga, kolaborasi dibina dan gerakan guru masih diterima sesuai jalurnya.

4 Comments

Leave a Reply