Waspada dengan Hoax Paket Data Internet Gratis

Saya merasa kesal karena sering terjadi. Memberanikan diri sebagai suatu sikap dengan menuliskan di sini. Curhat ini saya anggap tidak berlebihan karena sekedar mengingatkan “beliau-beliau” yang belum tersadarkan. Masalah literasi dasar belum tuntas di negeri. Efek bencana Covid-19 menjadi rangkaian kesempatan membuka niatan negatifnya. Usaha saya sederhana #DiRumahAJa untuk bisa mengedukasi beliau-beliau itu untuk tidak menerima begitu saja dengan mudah.

Parahnya tanpa ditelusuri dengan membukanya terlebih dahulu untuk melihat kebenarannya. Meneruskan berita hoax tanpa merasa bersalah dan tidak menghapus unggahan itu dan dianggap berita itu sebagai pemberi informasi akurat yang pertama. Istilah duta-duta internet baik/sehat sering kampanyekan istilah berita untuk “saring dan share “.

Masyarakat harus melek literasi digital khususnya hal yang beginian. Beberapa WAG (WhatsApp Group) masuk berseliweran di informasi hoax. Bahkan ada yang mengirimkan secara pribadi sehingga saya balas dengan tulisan artikel berjudul 30GB Tidak Ada Gunanya di situs pribadi saya. Hitung-hitung berita gratisan juga sih untuk mereka agar membaca tulisan saya. Ini sebagai balasan untuk beliau-beliau karena kekesalan saya menerima berita murahan. Bahkan pengirimnya yang saya merasa heran orang-orang yang selama ini saya percaya dengan status pekerjaannya begitu mulia. Waspadai menerima berita gratisan bagi Anda yang masuk di sebuah group chatting seperti whatsapp atau telegram.

Iklan murahan gampang didapatkan oleh mereka-mereka untuk memperoleh data secara gratisan. Pengumpulan data masyarakat secara mudah diperoleh kemudian munculah transaksi penjualan basis data. Mereka manipulasi untuk kebutuhan misalnya kejahatan di dunia maya. Mereka anggap ini sebagai peluang strategis dimasa kepanikan masyarakat akibat virus corana melanda berbagai negara di dunia. Mereka punya niat dan kesempatan dengan bekerja secara ilegal dengan membuat iklan gratisan bagi-bagi data internet.

Beberapa orang di kampung sudah mengalami kejadian karena kasus penipuan. Hilang ratusan ribu, jutaan sampai puluhan jutaan karena data pribadinya ada sama pihak mereka. Lain lagi seorang senioran, nomor whatsapp di cloning sehingga beberapa korbannya diminta untuk mentransferan uang. Facebook seorang teman diketahui sandinya dan dibobol. Beberapa pesan singkat dikirimkan tanpa pengetahuan pemilik asli yang punya akun untuk meminta pinjaman. Bahkan ada unggahan tentang penjualan promosi hp murah sehingga beberapa korban mau mengirimkan uang ke nomor rekening pelaku karena percaya bahwa itu temannya yang menyampaikannya. Tindakan kriminal mudah dilakukan karena beberapa data pribadi pemilik akun sudah tercatat sama pihak mereka tanpa disadari oleh kita sebagai pemilik aslinya.

“Berita buruk seperti penyakit. Manusia tidak memintanya, dia datang begitu saja”

Novellina A.

Berita hoax ini sebagai ajang pengumpulan data tanpa disadari oleh beliau-beliau yang melakukan aktivasi. Standar data pribadi yang mereka pinta misalnya nama, nomor telepon, email, sandi, pin dan nama ibu kandung. Data-data pribadi dapat mereka gunakan untuk pembobolan rekening bank, kartu kredit atau penipuan pesan berhadiah. Mereka bisa juga ambil data dari berbagai cara karena dengan algoritma yang dilakukan si penerima bisa menjadi basis data. Saya mengerti ini karena pernah ikutan sebuah seminar tentang intenet dari provider operator berplat merah.

Saya coba menelusuri situs yang diberijudul “100GB data internet tanpa pengisian ulang apa pun untuk QUARANTINE (CORONAVIRUS)” itu. Untuk mengetahui sistem cara kerja mereka situs ini secara sederhana dan orang banyak gunakan. Mencoba mengklik http://internetgratuit.quizurl.com maka saya diarahkan secara otomatis ke https://freeinternet4gs.blogspot.com/ . Dari situs itu, saya ada yang janggal, aneh dan meragukan dari sistem penamaan situs yang muncul. Tampilannya juga menggunakan “blogspot”. Mengada-ada saja yang beginian, apalagi tampilannya hanya tertulis seperti gambar 60 Days 100 GB Data.

Mana mungkin sebuah situs pemerintahan atau perusahaan besar dengan situs gratisan seperti ini. Kalau sudah melihat seperti ini, Anda masih yakin dengan berita begituan kah?. Seandainya literasi dasar atau literasi digital sudah level tinggi maka tidak akan sembarangan tindakan sebar bebas di berbagai group tanpa merasa berdosa. Terdapat situs denggan alamat yang begitu panjang dan gunakan kata pemerintah.go.id. Tak ada alamat situs pemerintah menggunakan hal tersebut. Jika Anda kurang yakin, silakan coba klik tautan https://www.internet.gratis.pemerintah.go.id.ceritanya.online/daftar maka yakinlah tak ada alamat tersebut dan diarahkan ke situs yang tampilannya aneh bagi sebuah situs profesional.

Bagi beliau-beliau itu sebagai sesuatu yang dianggap “berkah” saat Stay At Home. Beliau-beliau itu mengklik dan berharap dapat paket data internet gratis 30 GB, 40 GB sampai 100 GB selama sebulan atau dua bulan? Anda yakin ini dilakukan oleh provider operator atau institusi tertentu secara gratis. Kalaupun provider membagikannya sebagai bagian dari marketing produk layanan tertentu dan melakukannya bukan melalui pihak ketiga.

Saya dapat sebuah terusan pesan WAG dari seseorang sebagai anggota group. Beberapa pesan datang dengan WAG berbeda, pengirim berbeda dan situsnya juga berlainan tapi punya kemiripan. Beliau-beliau itu mungkin dapatkan dari orang lain juga dan menyebarkan ke group tanpa merasa “berdosa” seperti halnya virus corona. Menyebar dengan cepat dan tidak mengenal status walau beliau-beliau yang menyebarkan punya jabatan, orang terpandang dan dikagumi banyak orang.

Beliau-beliau membagikannya secara sadar. Tanpa membuka situs terlebih dahulu untuk melihat kebenarannya sebuah tindakan yang tidak tepat bagi orang yang mau berbagi informasi. Anda jangan menjadi orang yang bangga sebagai pemberi informasi pertama di group tapi berbanggalah pemberi informasi yang benar walau tidak yang pertama di group tersebut. Lebih mulia dan berkah untuk si penerimanya. Tanda-tanda diantara lingkungan kita masih ada kelemahan berliterasi orang-orang di negeri ini. Perlu pengerak untuk mengedukasi memberi pemahaman utuh dan berwibawa. Sebagai pengerak Omah Dondong saat Covid-19 hak berbagi saat berlangsungnya PSBB. Edukasi melalui player dan blog yang bisa dilakukan. Berikan saran untuk menghapus apa yang sudah dibagikan sehingga beliau-beliau itu merasa tersadarkan berbuat tidak baik kepada orang lain.

Waspada terhadap berita gratis data internet. Tidak semuanya hoax tentang data internet gratis. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan data internet gratis untuk pelajar yang ingin mengunakan Rumah Belajar atau sejenisnya yang sudah bekerjasama dengan beberapa provider operator seluler. Contoh lainnya seperti Ruang Guru, Quipper memberikan pelayanan gratis kepada konsumennya sebesar 30 GB selama sebulan dari kemitraannya dengan operator provider BUMN/Swasta. Mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat khusunya pelajar/mahasiswa untuk belajar daring dari rumah mereka masing-masing. Kebijakan itu selain bentuk kepedulian juga sebagai marketing produk layanan bersifat jangka panjang bagi mereka sebagai startup bidang pendidikan. Perlu diingat, ada hak Anda memilih dan menelusuri setiap informasi yang sifatnya gratisan khususnya terkait data internet layanan pendidikan.

Semoga tidak ada korban dari hoax ini khususnya orang kampung. Beliau-beliau yang tidak tahu bahwa hoax secara khilaf dari kesengajaannya menyebarkan segera tersadarkan. Pembuat hoax untuk diampuni dosa-dosanya karena melakukan tindakan kriminal. Allah Swt Maha Mengetahui dan Maha Pengampun terhadap khilaf dan kesalahan hamba-hambanya. Aamiin.

2 Comments

Leave a Reply