Tukang Foto Mengklaim Buktikan Gaya Suruhan | Fiksi

Tukang Foto

[Seri 1]
"Kalau cuma gini, bisanya Aku lakukan" ucapan guru yang sering mangkal di meja piket.

"Bah, cuma foto-foto aja. E bayae, ngapain harus dua jam di luar, mau jadi apa mereka" seorang guru cantik dan modis kalau ada acara.

"Weleh, kerjaan mapel lain itu, repot-repot kali ngajarnya, cair juganya kita" celetokan bapak guru yang ketidakhadirannya di kelas dibuat menjadi idola bagi anak didiknya di kelas.

Mengklaim

[Seri 2]
"Sudah saya arahkan dengan tepat, makanya dia juara" kata wali kelas setengah baya.
"Bisa kayak gitu, karena dibina eskul dengan displin setiap pertemuan" ucap penuh semangat pembina eskul yang tak pernah diganti sebagai pembina. 

"Milih bimbel itu, awak yang rekomendasi maka bisa keren dan berprestasi" komentar guru yang sering mangkal di pos satpam. 

"Anak itu bisa juara, karena di les private samaku tuh selama ini" nimpali komentar guru lain saat cerita di piket. 

"Sering saya dampingi anak itu saat berlomba di luar sekolah, makanya di dengar omongan saya itu" ucap guru yang sering disuruh dampingi siswa karena jam ngajarnya sedikit dan berstatus honorer. 

"Siswa itu dikonseling makanya berprestasi lho" ucap guru yang punya 24 jam walau tak masuk ngajar di kelas. 

"Orangtua sering datang tanya perkembangan anaknya di ruangan kami lho, makanya kami kasih perhatian khusus" kata guru yang dapat tugas tambahan.

Buktikan

[Seri 3]
Nak, tak usah iri sama kelas sebelah walau kata-kata siswa lain, ada guru hebat tak ngajar di kelasmu. Teruslah belajar, dan jangan terganggu oleh gurunya yang naik mobil mewah dan tas mahalnya. Engkau dapat meraihnya jika kamu sukses nanti pada waktunya. Tetaplah istiqomah dengan mohon do'a orangtua dan guru yang menyayangimu. 

Tak usah ragu dengan pilihan jurusan di sekolahmu saat ini karena nilai tesmu saat itu rendah. Itu yang terbaik dan tak usah disesali. Tetaplah hormat sama yang lebih senior walau kelasmu tak berAC dan kipas angin terbatas. Dari kelas inilah, engkau akan termotivasi membuktikan diri bahwa akan hadir fasilitas terbaik di sekolah itu jika engkau  telah sukses. 

Yakinlah, ketika tamat engkau akan dikangein karena tingkah lakumu, usaha jualan kuemu di sekolah bahkan dimusuhi pihak lain karena dianggap mengurangi pendapatan koperasi sekolah. Lakukanlah, karena itu halal dan belajar sunguh-sunggu untuk meraih cita-cita sebagai pemilik perusahan kue dan bus pariwisata walau engkau saat ini naik agkot ke sekolah. Bayarlah SPP walau terlambat, tetap beri tahu sama bendahara sekolah akan dilunasi jika bapakmu pulang merantau ya dan itu lebih baik daripada tidak ada kabar. Yakinkan pihak sekolah, bahwa engkau serius ingin belajar di sekolah itu walau beberapa kali terlambat membayar.

Jika engkau diabaikan tak akan bisa kuliah hebat seperti kawanmu itu, maka teruslah berusaha dan buktikan suatu saat nanti, engkau yang akan mengkuliahkan mereka yang kurang beruntung. Dari usaha bakery dan bus, orang akan tahu bahwa hidup itu butuh keyakinan tanpa merendahkan orang lain. Proses akan menjawab itu semua. Usaha dan keyakinanmu itu akan diridhoi Allah Swt. Insya Allah.

Gaya

[Seri 4]
Nak, belajar sama ibu guru inspiratif di sekolah ya yang punya hp merk buah digigit itu. Lihat, anak didiknya diajarkan memanfaatkan smartphone untuk belajar di kelas dan luar kelas. Sudah bagus hpnya, cantik pula ibu itu  dan terus paket datanya banyak lagi. Karena bapakmu berjumpa saat dapat panggilan orangtua karena hpmu. Sedangkan bapakmu, mau main internet aja harus cari lokasi wifi gratisan.

Nak, belajar dari guru ibu kaya yang naik mobil mewah itu. Bisa jadi suami itu pengusaha sukses karena mengisi minyak pertamax untuk mobilnya saat melewati bapak di dekat SPBU sana. Sedangkan bapakmu ini, ngisi sepeda motor aja pakai minyak ketengan botol mineral di pinggir jalan.

Nak, belajarlah dengan bapak guru hebat itu. Pandai mengajar, baik hati dan sukses pula. Saat bapak lewati rumahnya, besar kali rumahnya dan beberapa ruangan sepertinya di pasang AC. Sedangkan rumah bapakmu ini, token listrik selalu berbunyi hitungan hari aja. Malu rasanya sama tetangga saat pulang, selalu berbunyi tit.tit gitu.

Nak, belajarlah dengan guru itu. Selain ngajarkan berbisnis  juga punya cafe di dekat lokasi biasa bapak menunggu panggilan kerja. Sedangkan bapakmu ini, berdagang aja selalu gagal dan tak bisa kembalikan modal yang ada. Sampai di rumah, tukang angsuran kompor dan tv sudah menunggu untuk menagih utang bapakmu. Kasian, tiap hari datang menagih ke rumah kita.

Nak, belajarlah kepada guru muda nan energik itu. Selain ganteng, rapi dan hormat sama lebih tua. Pernah bapak lihat di depan sekolahmu. Bapakmu ini, sudah berusia tua, sepatu dan pakaiannya aja masih beli monja untuk bekerja. Kadang bagian depan sepatu seperti mau makan mangsa didepannya karena kebuka lem dan jahitan sepatunya.

Belajarlah dari beliau-beliau itu, jangan kayak bapakmu ini. Terlalu banyak gaya. Katanya kawannya banyak, eh saat kesusahan tak ada yang bantu. Katanya sering nongkrong di cafe,  gayanya aja gitu, saat mau bayar pura-pura nelpon dan ketinggalan dompet. Bapakmu ini banyak gaya aja, katanya ladangnya lebar, eh saat musim panen tak ada yang bisa dipanen. 

Tak usah ikuti bapakmu ini. Selain banyak gaya tapi juga tak bisa berdaya

Suruhan

[Seri 5]
Nak, bapakmu ini cuma orang suruhan. Di suruh ke sana, maka pergilah walau tak ada hasil didapatkan. Di suruh ke sini, datanglah walau terima makian. Adakah gurumu suka menyuruh gitu, menyuruh kerjakan pr tapi tak diperiksa ? Jangan begitu ya nak, kalau jadi guru.

Nak, bapakmu suka disuruh ngerjakan pekerjaan orang. Walau uangnya sedikit, bapak tetap kerjakan karena tak ada pilihan lain. Uang itu bisa nambahi beli alat tulis dan baju seragammu. Nanti kalau sudah dewasa, jika menyuruh orang, berilah upah yang sesuai ya nak kepada orang yang membantumu.

Nak, bapakmu itu suruhan tukang beli nasi. Harapannya bisa dapat bagian juga satu bungkus dan dibawa pulang untuk adik-adikmu. Kalau nanti kamu sudah tamat sekolah, kuliah sambil bekerja, manfaatkan hjumat berkah itu dengan membagikan nasi secara konsisten karena masih banyak yang membutuhkan makan.

Nak, bapakmu kadang disuruh ngetik. Bapak tertati-tati ngetik di komputer kerjaan kawan walau dulu pernah mahir di mesin tik. Itu sangat berbeda mesin tik dan komputer. Berlatihlah sungguh-sungguh dengan gurumu di sekolah belajar komputer di laboratorium. Jumpai gurumu untuk jadi bekal jika tamat nanti. Dari sana, engkau akan bisa bekerja di kantoran sebagai ahli komputer.

Nak, bapakmu kadang disuruh berbicara di depan orang banyak. Padahal bapakmu masih terbata-bata becakap di depan umum, sedangkan kawan bapak katanya malu dan tak bisa karena gemetaran. Padahal pakaian bapak tak sebagus mereka lho. Belajarlah dengan gurumu untuk ikut lomba berpidato sehingga jadi mahir. Apalagi bisa bahasa asing dan itu modalmu kerja di berbagai tempat.

Sudah ya nak, bapak pergi dulu karena disuruh ibumu ambil pakaian orang untuk dicuci dan digosok di rumah untuk beli beras dan minyak goreng yang naik harganya. Syukurlah bapak kemarin disuruh nanam cabai makanya tak harus beli di pajak sana. 

Fiksi. Kejadian peristiwa hanya rekaan belaka, jika ada kesamaan hanya kebetulan saja.

2 Comments

Leave a Reply