Nurzafira Eriza yang Berlian

Bahagia dan sejahtera sekali siswa yang mendapatkan tropy, sertifikat, uang pembinaan, bahkan dapat hadiah laptop serta pengalaman secara gratis tidur di hotel mewah. Siapa sih yang tak mau mendapatkan itu, bahkan orang tua juga ikut merasakan kebahagian karena kebarhasilan anakanya meraih prestasi. Apalagi prestasi itu bisa dijadikan bekal untuk masuk di perguruan tinggi bagi siswa, masa depannya yang lebih sukses dan membahagiakannya.

Mendapatkan itu semua sebagai bonus yang diperoleh siswa atas upayanya berjibaku dengan berbagai hal yang ada dihadapannya. Memerlukan proses yang panjang dan bukan instans untuk melaluinya. Melibatkan banyak orang yang mencintai dan selalu mendo’akannya setiap saat. Untuk dicintai dan mendapatkan do’akan dari seseorang juga butuh pengorbanan untuk memperoleh itu semua. Waktu, usaha, kerja keras, kecerdasan, uang, bersilaturahim dan lain-lain dilakukan untuk menggapainya.

Proses ini pernah diterapkan pada diri Nurzafira Eriza yang suka dipanggil dengan yayak. Sebagai siswa yang terdaftar di SMAN 15 Medan pada tahun pelajaran 2014-2015 dan berada di kelas unggulan IPA. Dari kelas X sampai kelas XII berada di kelas unggulan namun pergolakan jiwa, kecemburuan, persaingan, eksistensi untuk meraih cita-cita selalu ada dari setiap proses yang dijalaninya.

Mulanya, Yayak sebagai siswa kelas unggulan yang masuk di tim olimpiade kebumian, kelompok ilmiah remaja dan bintalis di sekolah. Kegiatannya begitu banyak sehingga membutuhkan manajemen waktu, kedispilinan melakukan kegiatannya. Badanya yang sedikit mungil, lincah, cantik, cerdas, dan kepolosan yang membuatnya temannya bingung melihanya. Yayak jika tertawa akan sedikit terlambat dibandingkan teman-temannya yang terlebih dahulu jika ada kejadian yang lucu dilihatnya. Bahkan ada muncul istilah, yayak akan tertawa setelah setengah jam kemudian setelah ada kejadian yang lucu. Keluguan dan kepolosan ini seperti apa yang dimiliki kakak kelas dan senior di sekolah yaitu Yuliasti. Walau polos dan lugu diantara keduanya, namun jangan ditanya berapa tropy dari raihan prestasinya dibawa ke sekolah atas namanya dari berbagai bidang kompetisi yang pernah  diikutinya.

Yayak menjadi bagian tim Yuliasti pada Lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja tingkat Sumatera Utara oleh Balai Arkeologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kota Medan. Dengan pembimbingan bersama yang kami lakukan, maka ide untuk mengaangkat kota cina di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan sebagai ide karya tulis, meraih juara 1. Prestasi ini merupakan prestasi pertama antara kelas X dan XI yang dipasangkan menjadi bagian tim. Latar belakang siswa IPA, namun kemampuan pengetahuan sejarah dan menulis yang dimilikinya menjadi keunggulan untuk menganalisis sebuah ide menjadi karya tulis. Pengiriman karya melalui email dan saat pengumuman melalui situs resmi panitia, tertera karyanya menjadi juara. Penyerahan hadiah tepat pada Peringatan 17 Agustus 2015 dengan hadiah berupa sertifikat, uang pembinaan dan hadiah berupa miniatur Candi Portibi.

Pada Tahun 2015 meraih mendali pada kompetisi olimpiade Sains OS 15 bidang geografi SMA tingkat Sumatara Utara perwakilan sekolah. Bersama tim olimpiade sains geografi dan kebumian SMAN 15 Medan juga pernah mengikuti berbagai kompetisi di bidang olimpiade. Nurzafira Eriza setiap minggunya mengikuti pembimbingan Olimpiade Sains Bidang Kebumian di sekolah untuk persiapan berbagai kompetisi di Sumatera Utara seperti OSN, USU, Unimed dan lain-lain. Pada seleksi OSP di Berastagi tingkat Sumatera Utara, yayak tidak menjadi utusan karena harus tersisih dengan teman sekelas/latihannya yaitu Cut Hilda Liza Rahma dan M. Rizqi. Walau demikian perjuangan meraih prestasi tidak pernah berhenti. Teknik belajarnya yang unik dan peran orang tua menjadi bagian penting keberhasilannya meraih setiap prestasi di kelas dan lomba yang diikutinya. Sebagai guru pembimbing, baru kali ini saya mendapatkan surat dari orang tua siswa  yang saya bimbingan. Tulisan tangan yang jelas mengungkapkan pujian atas pembimbingnnyanya, namu ada rasa keberatan karena latihan olimpiadenya terlalu sore. Beberapa alasan dikemukakan tentang yayak karena seorang perempuan dan pulangnya naik kendaraan angkot. Namun dari surat ini saya bisa belajar banyak tentang bagaimana tentang keamanan dan keselamatan siswa harus dijaga dimanapun berada. Izin, kesepakatan, persetujuan dan kerjasama orangtua akan menentukan keberhasilan anak untuk meraih mimpinya.

Kemampuanya yayak terus terasa, bersama teman-temannya sesama Ekstrakurikuler KIR.  Berpasangan dengan Muhammad Rizqi meraih juara II Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) Tingkat Kota Medan bidang IPS & Humaniora. Mengangkat tema tentang makanan khas batak yaitu ikan arsik yang di modifikasi menjadi steak. Awalnya saya membimbing lebih dari 2 tim dari sekolah namun yang masuk final hanya 2 tim. Dengan sumber daya siswa yang ada, maka juara pada tahun sebelumnya masih bisa bertahan juara 1 dan bertambah menjadi juara 2. Keuletan, kemampuan mengolah ide dan kerja kerasnya meraih prestasi. Kebahagian terpancar dari semua tim yang ikut berkompetisi pada saat itu. Bisa membaca kemauan juri, keunikan dan mengolah setiap kata-kata pada tulisan menjadi keunggulan tim ini meraih juara. Apalagi saat mempresentasikan dengan hasil karya olahannya di tunjukan kepada juri. Waktu yang singkat dari hasil seleksi karya sebagai finalis hanya 1 hari, menjadi tantangan untuk terus berhasil. Bahwa meraih hasil bukan dikerjakan sendiri, namun dilakukan secara kolaboratif tim termasuk guru pembimbingnya dan siswa yang gagal menjadi finalis.

Pada kompetisi Geosfair II yang diselenggarakan oleh Pengurus Komisariat Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia (IMAHAGI) Universitas Negeri Medan (Unimed), 2 tim SMAN 15 Medan menjadi 10 finalis yang akan mempresentasikan Karya Tulis Ilmiahnya di hadapan 2 juri. Persiapan dengan latihan teknik penyampaian, pembuatan bahan presentasi, dilakukan Nurzafira Eriza bersama Asri Yulianingrum dan Faisal Rais. Dari hasil penjurian, penilaian presentasi dan KTI maka prestasi yang diraih yaitu juara harapan 1. Mereka menyadari ada tim yang lebih baik dari untuk LKTI yang berkaitan dengan geografi ini. Bahagia yang dirasakan pembimbing dengan kesuksesan dan pretasi yang diraih tim ini. 

Selain berprestasi di bidang olimpiade, yayak juga berprestasi di bidang film pendek pada Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) Kota Medan sebagai juara 1. Isi film pendek yang bertema Kota Medan dahulu dan sekarang yang manghantarkannya untuk mewakili kota Medan bersaing di tingkat Sumatera Utara. Pusat kegiatan untuk FLS2N di hotel Antares Medan dengan lokasi syuting di lingkungan SMK Sandy Putra Telkom 2 Medan. Bagian dari  tim Nurul Aprianty dan Afiqah Syafwani secara bersama-sama belajar mempersiapkan lomba. Latihan berhari-hari dari teknik pengambilan gambar melalui kamera, pengaturan cahaya, editing menggunakan software vegas dan latihan penyusunan skenario film. Berbagai upaya dilakukan tim termasuk mencari ide yang sesuai dengan tema nasional. Yayak sebagai tim yang memiliki kemampuan menemukan ide dan penulisan skenario. Mencoba berbagai ide dilakukan termasuk pengambilan gambar yang disesuaikan karena lokasi pengambilan gambar saat kegiatan lomba dirahasikan oleh juri sehingga dengan kondisi apapun harus siap.

Kemampuannya mengolah ide dan tidak mengetahui lokasi pengambilan gambar sebelumnya menjadi tantangan sendiri untuk membuat sebuah film pendek berdurasi maksimal 5 menit ini. Kompetisi antar siswa perwakilan kabupaten/kota untuk meraih juara dan mewakili provinsi semakin ketat. Latar belakang yayak sebagai orang melayu menjadi bagian penting film pendek ini. Menyusun skenario di hotel dengan waktu yang singkat akhirnya skenario dengan judul “tungkus lumus” terselesaikan. Pengambilan gambar di sekolah yang sudah ditentukan juri menghasilkan film pendek yang dapat dilihat https://youtu.be/wn0sw3O-qWk.  Juri memuji kearifan lokal yang diangkat tentang proses namun teknik dan perlengkapan ternyata masih kalah jauh dari fasilitas sekolah yang kami miliki.

Sofyanto, Nurzafira Eriza bersama Nurul Aprianty dan Afiqah Syafwani pada FLS2N Provinsi Sumatera Utara

Tahap seleksi 3 juri untuk memilih 10 finalis dilakukan dengan memutar semua film pendek di depan peserta. Tim diumumkan juri, dan terpilihlah finalisnya. Setiap finalis di kritik, diberi saran dan ditanya berbagai pertanyaan terutama tentang pembuatan film pendek yang dihasilkan. Pertanyaan muncul seperti perlengkapan apa saja yang menjadi bagian pembuatan film, software yang digunakan untuk editing, latar belakang idesampai kesan yang dirasakan.

Rasa bangga karena baru ini lah film pendek yang dibimbing menjadi juara tingkat kota dan masuk di tingkat provinsi. Apalagi dengan tim perempuan yang tangguh, kamera sekolah seadanya dan laptop pinjaman menghasilkan karya terbaik ini seperti ini. Selain itu, bahwa semua tim ini belum pernah tidur di hotel mewah, walau tinggalnya di Kota Medan. Sekolah kami merupakan sekolah yang berada di pinggiran kota Medan dan berbatasan langsung dengan kabupaten Deli Serdang sehingga siswanya bukanlah dengan kesejahteraan siswa menengah ke atas.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan setiap tahunnya menyelenggarakan Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) untuk tingkat pelajar, mahasiswa dan umum dalam rangka peringatan hari teknologi nasional. Pada tahun 2016 panitia membuat tema “Pemanfaatan Teknologi Informasi bagi Pelajar Guna Peningkatan Kualitas Diri”.  Siswa SMAN 15 Medan setiap tahunnya menjadi peserta dan pemenang. Hadiahnya pemenang berupa laptop menjadi daya tarik oleh peserta. Yayak saat itu belum punya laptop sendiri tertarik mengikutinya karena teman sekelasnya pada tahun sebelumnya juga pernah meraih hadiah tersebut. Bermodalkan Notebook orangtua nya, tulisan disusun setiap kata-katanya menjadi sebuah untuk menjadi karya tulis ilmiah. Berbekal pengalaman selama di sekolah mengikuti lomba terutama kesulitan sumber belajar khususnya olimpiade dan karya tulis, diskusi kami lakukan secara rutin melalui chat  di media sosial line dan bertemu empat mata di sekolah.

Berdiskusi secara serius melalui berbagai ide, akhirnya menemukan ide yang unik dari pengalaman yang pernah dialami. Ide untuk mengikuti LKTI ini yaitu tentang pengalamannya kesulitan mendapatkan referensi dan materi tentang kebumian dari berbagai sumber. Keterbatasan buku, rutinitas latihan yang tak menentu yang kami lakukan untuk olimpiade dan kemudahan berinternet, maka ide membuat aplikasi pada sistem android smartphone pun muncul. Aplikasi berhubungan dengan olimpiade kebumian (geosains) seperti materi, soal, diskusi dan lainnya. Siswa yang ingin belajar kebumian dengan mudah mendapatkan sumber belajar yang tersedia jika ingin belajar secara mandiri.

Karya yang disusun yayak berjudul “Aplikasi Android BERLIAN (Belajar Ilmu Kebumian) untuk Meningkatkan  Prestasi Siswa Olimpiada Sains Kebumian”. Karya ini yang diajukan panitia dan saat pengumuman menjadi 5 finalis untuk kategori pelajar. Presentasi dilakukan setiap peserta termasuk yayak untuk meyakinkan juri tentang aplikasi yang ditawarkannya. Aplikasi ini merupakan bagian dari pengalaman dan proses yang dilaluinya selama ini. Presentasi yang difasilitasi panitia yaitu di aula lt. III Kantor Walikota Medan. Di akhir acara dimumkan secara langsung pemenangnya untuk mendapatkan hadiah yang disediakan oleh panitia. Akhirnya Nurzafira Eriza dengan Berliannya meraih juara II untuk pelajar dan berhak mendapatkan laptop sebagai hadiah yang didambakannya.

Penyerahan hadiah dilaksanakan dihari lain dan laptop di tangannya. Akhirnya laptop yang selama ini dipinjamnya dari orang tua dengan kondisi yang sedikit rusak dan seri yang lama bisa menggantikannya dengan yang baru. Laptop dengan spesifikasi yang tinggi menjadi bagian penting dari hidupnya. Dengan ini pula orangtua nya bisa bekerja nyaman untuk mengetik dari hasil proses yang dilakukan yayak.

Nurzafira Eriza (Yayak) berada di STAN

Di kelas XII tahun 2017 inilah, yayak banyak belajar tentang proses yang tidak menghianatinya seperti film pendek yang pernah dibuatnya “tungkus lumus”. Prestasi akademik selama di sekolah dan luar sekolah mengantarkannya lulus seleksi jalus SNMPTN di Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara (USU). Namun pilihan tersebut tidak diambilnya karena yayak juga lulus sesuai impiannya. Lulus di D3 Perpajakan STAN jadi bagian indah hidupnya. Sebagai guru pembimbing, merasakan kebahagian, bisa menyuksesan diri dan meraih prestasi bersama yang tak ternilai ini. Menjadi guru pembelajar dari kehidupan seorang siswa yang dulunya “polos” menjadi anugerah dari kehidupan ini.

Olimpiade kebumian, film pendek “tungku lumus” dan karya tulis ilmiah “berlian” menjadi sebuah rangkaian frame kisah NURZAFIRA ERIZA yang BERLIAN.

“Mutiara Khatulistiwa”

Kontributor Sofyanto di Bukabe “Mutiara Khatulistiwa” pada halaman 188-200 dari sebuah Program Guru Geografi Menulis (GUGEL) yang diterbitkan oleh Ae Publishing Malang pada Tahun November 2017

Leave a Reply