Guru dan siswa itu ya akur dalam kelasnya. Tak kejar-kejaran urusan aktivitas pembelajaran apalagi urusan penugasan. Kalau sudah akur, kolaborasi dan sinergi dapat terbentuk dengan muda menjadi kelas terbaik dalam pengembangan bakat dan minat. Termasuk pengembangan bakat kreativitas digital melalui media sosial mata pelajaran.
Mengajar mata pelajaran geografi beberapa kelas pasca pandemi, saya mengotimalkan otak agar tetap menyala dan sehat. Kelas-kelas mempunyai akun istagram untuk keseruan anggota kelasnya. Termasuk untuk media sosial Tik Tok maupun Youtube kelas. Bahkan akun itu diatur dan bersifat tertutup diantara mereka saja. Mereka ini menunjukkan jadi diri siswa. Banyak guru bahkan walikelasnya tak mengetahui aksi mereka itu.
Bagi saya, ini jadi peluang besar butuh bisa diarahkan menjadi produktivitas dan berkarya. Mengeksplorasi bakat dan minatnya dibidang digital perlu ketelatenan dan kesabaran seorang guru melakukannya pembelajaran berbasis media sosial. Kolaborasi siswa dan guru akan menarik sesuai perkembangan digital saat ini. Bagi seorang guru yang mengajar di kelas, itu bisa dijadikan proyek atau penilaian/asesmen dalam pembelajaran. Media sosial itu bisa dimanfaatkan siswa untuk aktualisasi diri di usia remaja. Mereka butuh eksistensi jatidiri sehingga ruang ini dimanfaatkan secara baik dan positif.
Kelas yang saya ajar, mencoba untuk membuat akun tersebut. Beberapa bagian masih kosong karena ini merupakan akun mata pelajaran geografi. Perkembangan kegiatan pembelajaran dan proyek dapat dilihat sesuai tabel di bawah ini. Media sosial bukan untuk dijauhi tapi dikelola menjadi sesuatu yang positif bagi siswa itu sendiri.
No | Kelas | Istragram | Youtube | Tik Tok |
1 | X IPA-6 | awan226_ | ||
2 | X IPA-7 | menduniawithgeo227 | menduniawithgeo227 | |
3 | X IPA-8 | geografi228 | ||
4 | X IPA-9 | ggraphein229 | ||
5 | XII IPS-1 | mendunia_221 | ||
6 | XII IPS-2 | geografitwenty2 | geo22 | |
7 | XII IPA-6 | membumi_2236 | Membumi_2236 |
Merawat dan mengelola dengan baik, maka akan menjadi akun yang produktif. Guru butuh totalitas melakukan pengawasan sehingga kelas tersebut bisa mendunia melalui digital. Memanfaatkan media sosial untuk ruang pengumpulan tugas siswa. Pengelolaan media sosial dikelola oleh sekretaris beserta wakilnya dan ditanggung jawabi ketua kelas. Beri kepercayaan untuk mereka kelola dan hasilnya sangat luar biasa.
Konten istragram memuat foto anggota kelas, flyer proyek geografi melalui canva dan video real tentang pengalaman mereka secara singkat. Bahkan, istragram bisa dimanfaatkan untuk live istagram jika saya tidak bisa hadir bersama mereka. Layar handphone dengan akun Istragram mata pelajaran yang aktif dipasangkan di depan kelas dan kamera disorot ke seluruh siswa. Sedangkan istragram itu menjadi kelas untuk menyajikan materi dari lokasi berberda. Kreativitas terbuka walau kita tak masuk karena tugas dinas luar ataupun sakit.
Isi youtube memuat proses pembelajaran (contoh: klik video) di kelas yang menarik atapun proyek video. Misalnya tentang puisi atau pantun geografi, eksplorasi peta dan lain-lain. Nah, untuk tik tok untuk keseruan beberapa materi terkait materi dasar dan singkat serta kebutuhan lomba.
Bahkan, media sosiaol ini juga diikutkan pada beberapa lomba yang berhubungan dengan geografi. Misalnya siswa mengikuti lomba tik tok BKKBN, Dinas Pendidikan atau penyelenggara lainnya. Siswa bisa memanfaatkan media sosial mata pelajaran ini untuk mengungah konten lomba sesuai persyaratan yang dibuat panitia. Serukan melakukannya, jadi belajar bisa sesuai zamannya.
Lahirnya Kelas Mendunia tidak bisa sendirian, ada peran guru dan siswa berkarya dan berbagi. Guru menjadi pengawas isi konten dan siswa menjadi kontributornya. Kolaborasi sebagai aksi nyata bahwa belajar bisa gunakan media sosial. Kreativitas Media Sosial ruang kreativitas Kelas Mendunia.