Melek Digital untuk Guru Indonesia

Marak guru-guru belajar aplikasi. Membanjiri media sosial seperti facebook, istagram, youtube dengan produk-produk karya kreatif guru. Semaraknya berkegiatan, bersemai dan maju bersama untuk Indonesia. Itu sebagai satu indikator bahwa guru bergerak bersama dan menggerakan untuk melek digital.

Aplikasi dipelajari sebagai alat untuk membantu sebuah proses. Guru belajar dari aplikasi Canva, Quizizz, kahoot, Flyer Maker, Google Classroom dan berbagai aplikasi lainnya. Belajar dari berbagai media daring (online) ataupun luring (offline). Masa Pandemi Covid-19 mendorong situasi guru untuk berubah dan bergerak bersama. Melek digital untuk menjadi bagian dari proses kehidupan yang dijalani.

Berdirinya Guru Mendunia sebelum masa Pandemi Covid-19 bergerak ke berbagai daerah dengan program-program mendunia. Menyelusuri pelosok negeri. Berjam-jam perjalanan berkendaraan dan berganti untuk berkolaborasi dengan guru-guru di ujung perbatasan provinsi. Memfasilitasi dan mengajarkan guru itu memiliki peran strategis dalam pembangunan negeri ini. Profesi guru sebagai profesi berbasis ibadah menjadi keahlian tak semua orang mampu menjalankannya.

Gerakan Digital Kreatif

Kabupaten Padang Lawas Utara, Asahan, Langkat, Simalungun, P. Siantar, Medan, Binjai sudah diarungi dan beberapa provinsi. Tempat belajar dan pembelajaran agar guru melek digital. Kehadiran tak sekedar mengajarkan kemahiran menggunakan aplikasi tapi bagaimana guru dapat mencontoh duplikat kolaborasi pembelajaran bermakna. Sehingga kemahiran ini menjadi bekal untuk anak-anak didik cakap kompetensinya.

Guru Mendunia menyelenggarakan kegaitan Workshop di Kabupaten Langkat tidak bergerak secara tunggal. Kegiatan yang diselenggarakan berkolaborasi dengan guru lokal yang memiliki kemampuan awal bisa mengorganisir kegiatan. Guru tersebut belum pernah menyelenggarakan kegiatan workshop, maka edukasi diberikan kepada panitia lokal bagaimana secara teknis melaksanakannya.

Dibimbing bagaimana merekrut peserta sampai pada proses mencari lokasi kegiatan. Panitia dibimbing untuk tidak tertekan urusan biaya dalam penyelenggaraannya. Penentuan lokasi dan makanan/minuman pendukung akan berpengaruh terhadap pembiayan dalam menyelenggarakan sebuah workshop.

Guru Mendunia menyelenggarakan sebuauh kegiatan banyak di lokasi berbayar bagi pengunjungnya. Bukan di sebuah sekolah/madrasah. Beberapa sekolah/madrasah negeri/swasta merasa kewalahan dan tertekan karena adanya menyelenggarakan kegiatan. Ada kegiatan maka keluarnya biaya anggaran misalnya minum, biaya kebersihan dan kehadiran pejabat yang akan membuka sebuah acara. Nah, kami melakukannya di sebuah cafe/rumah makan. Kehadiran tim Guru Mendunia sebagai fasilitator tak perlu dipikirkan panitia untuk urusan ‘amplop’ biaya honor/transport.

Jadi, yang perlu dipikirkan bagaimana panitia lokal bisa merekrut peserta. Sesulit-sulitnya mencari fasilitator/narasumber, lebih sulit mencari peserta untuk bisa hadir di sebuah kegiatan. Peserta direkrut melalui jejaring media sosial dan pertemanan langsung. Jadi panitia mempromosikan kegiatan secara sukarela dan sadar untuk mau berubah dan belajar bersama.

Peserta nantinya saat hadir di sebuah cafe untuk biaya makan/minuman yang dipesan ditanggung masing-masing. Yang dimakan/minum sesuai pesanan peserta itulah yang harus mereka bayar masing-masing sesuai seleranya. Misalnya peserta cuma memesan jus doang, itulah yang dibayarnya. Jadi kegiatan ini dilakukan Guru Mendunia, seperti itu polanya walau ada pola lainnya. Peserta tidak perlu melakukan pembayaran pendaftaran namun kehadirannya yang dibutuhkan. Peserta kegiatan selain belajar sebuah aplikasi juga bisa menikmati menu layanan cafe yang dipesan panitia. Dari sisi kegiatan guru bisa melek digital dan secara ekonomi kreatif maka cafe mendapatkan pelanggan barunya. Simbiosis mutualisme antar komponen untuk panitia lokal, cafe dan Guru Mendunia yang bisa saling menguntungkan bersama.

Cara atau pola ini bisa digunakan oleh komunitas lain untuk meminimalisir biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan penyelenggaran. Kegiatan secara keilmuan bermanfaat, cafe diuntungkan dan masyarakat akan melek digital.

Peserta kegiatan Workshop Digital Kreatif di Sobat Bagoes di Jalan Sudirman Perdamaian Stabat dihadiri banyak peserta guru sekolah/madrasah swasta dan negeri. Aplikasi yang dipelajari yaitu memanfaatkan fitur di WhatsApp untuk mengelola grup, Poster dengan Canva dan Video Pembelajaran gunakan aplikasi Kinemaster. Aplikasi sederhana yang bisa dipelajari sekejap namun perlu pendampingan. Untuk memfasilitasi peserta, fasilitator tidak sendirian melakukannya tapi beberapa orang yang turut membantu. Peserta yang mahir bisa membimbing rekan guru di kursi disebelahnya yang mengalami kendala. Guru sebaya diperlukan proses pembelajaran Andragogi sehingga tidak merasa terendakan.

Aplikasi sebagai alat dan sarana untuk menjalani proses. Proses yang dijalani akan menjadikan guru kuat secara mental dan psikologis sehingga sekolah akan melahirkan generasi cakap akan bakatnya. Guru menjadi pembelajar dengan berkolaborasi dan mandiri untuk mau berubah dan membawa perubahan nyata.

Guru Mendunia bergerak untuk Guru Indonesia Melek Digital.

Leave a Reply