
“Marhaban ya Ramadhan”
Sudah mulai terdengar di iklan-iklan media sosial, televisi atau surat kabar. Bahkan bermunculan iklan sirup atau sarung dengan durasi berkali-kali dalam satu waktu. Khutbah Jum’at dan pengajian ibu-ibu sudah mulai terdengar di ucapkan. Dari sini, kesempatan yang suka nongkrong di cafe, warkop, petani, pebisnis,distributor atau pedagang untuk melakukan satu kebaikan menjelang bulan suci ramadhan.
Masjid-masjid semakin tinggi intensitas menjalankan program di malam hari. Ba’da shalat Magrib atau Isya, jamaah mengikuti pengajian yang terjadwalkan pengurus BKMnya. Di hari jadwal kosong, jamaah akan bercekrama untuk saling menasehati dan memikirkan ummat. Kebersamaan jamaah dijadikan ajang silaturahmi yang patut dipertahankan karena bernilai positif.
Rasa kantuk yang datang saat ikut pengajian rutin, layaklah mereka sebagai jamaah terhormat yang disuguhi minuman kopi. Beberapa masjid hanya menyediakan minuman teh manis atau minuman kemasan gelas. Lebih bahagia jika yang disediakan lebih beragam sehingga jamaah semakin betah. Jadi minum kopi di cafe dapat dikurangi dan lebih menarik minumnya di masjid sembari bercekrama dengan jamaah lain dan ikut majlis ilmu. Beberapa masjid termasuk beberapa mushalla sudah melakukannya untuk jamaah yang hadir. Bagaimana dengan masjid yang belum ada bubuk kopi. Ini menjadi renungan bersama untuk segera disediakan bubuk kopi atau gulanya.
Ketersediaan bubuk kopi bisa menjadikan jamaah semakin betah. Kesempatan bisa dimanfaatkan yang jamaah yang sedang singgah beribadah dari perjalanan jauh atau mencari nafkah. Rasa capek dengan rehat sejenak usai melaksanakan shalat kemudian disajikan kopi oleh pengurus masjid kepada jamaah pendatang. Begitu semakin indah sekali kehidupan dengan keakraban jamaah tetap dan pendatang.
Pengemudi ojek online, keberadaan bubuk kopi bisa menjadi penghilang dahaga dan capeknya saat mereka mencari nafkah di jalanan. Pencari nafkah dengan ojek online berasa bahagia, karena masjid memberikan kenyamaan, keteduhan dan rezeki saat yang lain bisa istirahat dan berada di rumah.
Nah, bagaimana kopi-kopi itu bisa tersedia untuk bisa dikonsumsi jamaah. Yayasan Omah Dondong Mendunia bergerak mengumpulkan infaq dan sedekah berupa bubuk kopi atau donasi untuk dibagikan di masjid nantinya. Program ini diluncurkan pada 11 Maret 2022. Pengumpulan bubuk-bubuk kopi ini berasal dari berbagai kalangan seperti petani, pebisnis, pedagang atau orang-orang yang suka ngopi di cafe / warkop.
ABC bukan merk dagang sebuah kopi kemasan namun ini sebuah istilah yang digunakan. “A” punya arti Alokasikan dana bagi yang suka ngopi di cafe atau warung kopi untuk menyumbangkan sebagian untuk masjid. Maksud “B” berarti Bungkuskan sebagian bubuk kopi yang diproduksi oleh petani, produsen atau distributor kopi. dan “C” itu Cidukan sebagian bubuk kopi di lokasi jualan pedagang di toko atau kedai grosir. Melalui program ini, diharapkan banyak kopi di masjid-masjid untuk dikonsumsi jamaah rutin atau persinggahan pekerja atau pemudik.
Mau ikutan berpartisipasi di program tersebut dapat mengunduh Proposal Infaq dan Sedekah Kopi untuk Masjid di sini atau kunjungi istagram omahdondong.
Berinfaq dan bersedekah itu banyak pola. Ada kesempatan, buat niat maka itu menjadi aksi nyata untuk mewujudkannya