Usaha untuk menemukan metode pembelajaran bervariasi yang cocok sudah seharusnya dillakukan oleh seorang guru. Hal ini bertujuan agar peserta didik lebih tertarik dan antusias selama mengikuti proses pembelajaran. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam menemukan metode yang efektif dan inovatif tersebut. Pengalaman mengajar dalam jangka waktu yang lama bukanlah tolak ukur keberhasilan seorang guru. Guru yang disenangi juga bukanlah seorang guru yang suka melawak dan banyak candaan. Guru yang sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan adalah guru yang “kreatif ”.
Tidak mudah untuk menjadi seorang guru yang kreatif. Apalagi menjadi seorang guru yang ditunggu-tunggu kehadirannya oleh peserta didik. Namun hal itu bisa diupayakan secara terus menerus. Karena guru juga seorang pembelajar dimanapun kapanpun dan dengan siapapun.
Pembelajaran Geografi adalah pelajaran yang sangat menyenangkan bagi sebagian peserta didik. Banyak sekali materi pelajaran yang membutuhkan semua indera mereka agar peka mengamati dan mencermati setiap fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Proses alam yang merupakan objek kajian geografi sering mereka alami secara nyata. Namun terkadang pelajaran ini terasa membosankan pada meteri-materi tertentu. Pada saat inilah seorang guru ditantang agar sensitif mengetahui kemauan peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga proses adaptasi terhadap pembelajaran tidak berlaku tebang pilih. Kondisi dan situasi pembelajaran yang menyenangkan tidak memandang materi pembelajaran tertentu. Semua itu bisa diupayakan dengan sungguh-sungguh agar proses pembelajaran dapat bermakna dan tetap dalam pengawasan konsep ilmu sebuah mata pelajaran.
Ide untuk menerapkan metode pembelajaran di kelas yang diceritakan pada pengalaman ini berawal ketika mendampingi siswa dalam perlombaaan Statistik oleh STIS di Jakarta pada bulan September tahun 2017. Sebenarnya waktu itu mau mengantarkan siswa mengikuti Pelatnas Olimpiade Geografi ke Bandung, namun pada waktu yang sama ternyata ada siswa yang lolos semifinal lomba Statistik di STIS. Sehingga sekalian saja saya membawa dan mendampingi mereka semua menuju Jakarta dan Bandung.
Pada pelaksanaan perlombaan Statistik di STIS ada hal yang menarik tentang teknik perlombaannya. Panitia lomba memberi nama teknik tersebut “Jual Beli”. Saya belum pernah mendengar cara seperti itu dilakukan dalam perlombaan.
Rasa ingin tahu membuat hati ingin segera mendengar cerita seru dari siswa saat melaksanakan perlombaan. Ihsan adalah salah seorang siswa yang mengikuti lomba di STIS tersebut, dan menceritakan pengalamannya. Setelah mendengar cerita mereka, saya sangat tertarik untuk mencobakannya nanti di dalam kelas. Saya berpikir, seru juga jika teknik ini diterapkan di kelas. Hal ini dilakukan untuk membuat suasana belajar yang bervariasi, menyenangkan dan meningkatkan semangat belajar. Melalui metode ‘Jual Beli’ ini saya berharap siswa tidak jenuh dalam belajar. Walaupun metode ini mungkin sudah ada yang menerapkannya pada pembelajaran tertentu namun saya berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk bereksperimen di kelas sendiri.
Teknik ‘Jual Beli’ dalam mengerjakan kuis yang saya kemas dalam bentuk kartu ini dirancang sedemikian rupa. Semua perlengkapan yang dibutuhkan dipersiapkan terlebih dahulu, seperti kartu soal dengan tiga warna sesuai tingkat kesulitannya, kertas point, lembar panilaian, serta reward berupa hadiah sederhana yang mampu membuat siswa bahagia.
Ada tiga kategori soal yang disediakan yaitu mudah, sedang, dan sulit. Soal-soal tersebut ditulis pada kartu soal yang berwarna warni, yaitu hijau (soal mudah), biru (soal sedang), dam merah (soal sulit). Sebelum memulai lomba, peserta diberi bekal 3 soal yang terdiri dari soal mudah, sedang, dan sulit. Setelah itu peserta juga diberi modal 20 poin.
Kartu kuis jual beli ini bisa dijadikan sebuah permainan yang didesain seperti sistem penjualan dan pembelian point. Harga beli soal mudah dihargai 5 point, soal sedang dihargai 10 point, dan soal sulit dihargai 15 point. Sedangkan harga jual untuk soal mudah dihargai 10 point, soal sedang dihargai 20 point, dan soal sulit dihargai 30 point. Jika membeli soal maka point berkurang berdasarkan tingkat kesulitan soal. Nah pemenangnya adalah peserta yang paling banyak mengumpulkan point dalam jangka waktu 45 menit.
Setelah mendengarkan penjelasan siswa tadi maka disusunlah rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dipraktikkan nanti didalam kelas. Persiapan pun dilengkapi dengan pembuatan soal dan mengelompokkannya sesuai tingkat kesulitan soal. Selain itu juga disediakan format nilai dalam proses pengumpulan point. Tidak lupa saya juga membuat beberapa emotikon untuk refleksi pembelajaran di akhir PBM.
Waktu itu materi yang dibahas adalah tentang Interaksi Spasial Desa dan Kota. Kebetulan sekali, bahwa materi ini terkadang kurang begitu menarik bagi siswa. Banyak siswa yang mengantuk dan kurang bersemangat dalam belajar. Proses pembelajaran pada meteri ini sering sekali menggunakan metode diskusi sehingga aktifitas belajar sangat monoton.
Hari itu siswa tampak bersemangat, walaupun proses pembelajaran baru akan dimulai. Rupanya siswa tertarik dengan perlengkapan belajar yang di bawa. Saya tahu mereka senang karena nanti bakal ada permainan dalam proses pembelajaran.
Seperti biasa proses pembelajaran dimulai dengan pendahuluan dan menjelaskan materi secara singkat serta tanya jawab. Setelah itu siswa memperoleh informasi tentang langkah-langkah dalam menjawab kartu kuis jual beli.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran menggunakan ‘Kak Juli” sebagai berikut:
- Siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 4 orang dan duduk pada kursi yang telah ditentukan.
- Setiap kelompok ditambah 1 orang siswa yang bertugas sebagai juri.
- Setiap juri diberi kartu kuis jual beli, masing-masing memperoleh 5 kartu berwarna merah, 5 kartu berwarna biru, dan 5 kartu berwarna hijau.
- Juri membagi 3 kartu soal (merah, biru, dan hijau) untuk setiap kelompok dan memberikan modal 20 point.
- Guru memutar musik yang bersemangat sebagai tanda permainan dimulai. Batas waktu untuk mengerjakan kuis adalah 45 menit.
- Siswa mengerjakan soal, jika sudah selesai maka jawaban diserahkan kepada juri. Juri langsung mengoreksi jawaban berdasarkan kunci jawaban yang telah disediakan. Jika jawaban benar, siswa mendapat point sesuai bobot soal. Soal yang dikerjakan boleh diperbaiki sampai jawaban benar.
- Soal yang baru bisa dibeli, tetapi point berkurang sesuai nilai bobot soal.
- Siswa yang menjadi juri akan dipergilirkan, agar siswa tersebut juga bisa bermain menjawab kuis seperti yang lain, tetapi kartu soal nya diganti.
- Pemenangnya adalah kelompok siswa yang mendapat poin terbanyak.
- Pemberian reward berupa nilai tertinggi dan hadiah sederhana kepada pemenang sebagai motivasi agar tambah semangat.
- Pada kegiatan penutup guru bersama siswa, menyimpulkan pembelajaran dan guru memberikan refleksi dengan meminta siswa untuk menyatakan perasaannya terhadap proses pembelajaran hari ini dengan menempelkan simbol/emoticon yang mereka buat pada selembar kertas kecil di papan tulis.
Teknik permainan dalam proses pembelajaran terbukti membuat banyak siswa merasa senang dalam belajar. Disitu ada tawa, ada keseriusan, ada ketegangan, namun tercipta suasana keakraban. Begitu juga saat kartu kuis jual beli ini diterapkan pertama kali di kelas. Ternyata siswa merasa tertantang untuk memilih sesuatu yang mereka anggap sulit namun dengan kerjasama hal itu bisa teratasi. Semangat pantang menyerah dan selalu ingin mencoba dan mencoba. Ada spekulasi juga dalam pembelajaran ini, yang disadari atau tidak mampu mengasah softskill siswa bahwa dalam kehidupan nyata akan sering mereka temui nantinya.
Bagi guru tidak mudah untuk mempersiapkan soal dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Namun menjadi tantangan tersendiri untuk berlatih dan mengasah kemampuan membuat soal mudah (LOTS), sedang (MOTS), dan soal berpikir tingkat tinggi (HOTS). Harapannya dengan adanya soal yang beragam ini, siswa terbiasa menjawab soal dengan mudah karena dilakukan bersama-sama dalam kelompok. Walaupun demikian secara individu siswa tetap berpacu di dalam kelompoknya sendiri.
Kartu kuis jual beli ini memiliki beberapa bentuk soal seperti pilihan ganda, isian singkat, dan uraian. Keragaman bentuk soal ini memberikan ransangan bagi siswa untuk selalu terbiasa mengolah informasi dari yang mudah sampai sulit. Hal ini memotivasi mereka untuk rajin membaca dan mengolah informasi karena jika hanya kuis disajikan dalam bentuk pilihan ganda saja maka siswa hanya cenderung untuk memilih apa yang disediakan dalam pilihan jawaban tanpa dapat mencari alternatif pilihan jawaban yang ada dalam pikirannya.
“Ibuk…sering-sering aja kaya gini ya Buk”, kata anak-anak sebelum saya berlalu keluar kelas. Saya pun tersenyum sambil berkata, “Iya Nak, kasih ibuk ide ya”.
Tulisan diambil dari Buku “Kelas Milenial Geografi” (One Peach Media, 2018)
Citra Dewi, S.Pd., M.Pd. Lahir di Kota Padang Panjang 04 Juni 1975. Guru PNS di SMAN 1 Payakumbuh. S1 Pendidikan Geografi IKIP Padang. S2 Pendidikan Geografi UNP Padang. Pengalaman mengikuti Diklat: (1) Instruktur Provinsi oleh Mendikbud. Jakarta 2016; (2) Pembahasan Media Pembelajaran oleh Dit. PSMA. Bandung 2016; (3) Pembahasan Naskah Pembelajaran oleh Dit. PSMA. Bandung 2016; (4) Instruktur Nasional program Guru Pembelajar oleh Dirjen GTK. Medan 2016; (5) Pembahasan dan Penyempurnaan Media Pembelajaran Tahap 2 oleh Dit. PSMA. Bogor 2016; (6) Penyegaran Instruktur Kurikulum 2013 oleh Dit. PSMA. Jakarta 2017; (7) Gerakan Menulis Bagi Guru oleh P4TK Bahasa. Jakarta 2017; (8) Pembahasan dan Penyempurnaan Naskah Pembelajaran dan Penilaian oleh Dit PSMA. Jakarta 2017; (9) Pembahasan e-Modul dan Video Pembelajaran oleh Dit. PSMA. Jakarta 2017; (10) Penyusunan Naskah Pembelajaran dan Penilaian SMA Tahun 2018 oleh Dit. PSMA. Bogor 2017. Pengalaman Menulis: (1) Buku Panggil Aku Khadijah (Penerbit Pustaka MG) Tahun 2017; (2) Buku Indonesia Poros Maritim (Penerbit Pustaka MG) Tahun 2017; (3) Buku Mutiara Khatulistiwa (Penerbit AE Publishing Malang) Tahun 2017. Prestasi: (1) Juara 3 Lomba Mengajar tingkat Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011; (2) Finalis Guru Prestasi tingkat Provinsi Sumatera Barat tahun 2015; (3) Peringkat 3 Instruktur Nasional Guru Pembelajar Mapel Geografi tahun 2016; (4) Finalis Bidang Geografi Olimpiade Guru Nasional (Peringkat 5) tingkat Nasional tahun 2016. Facebook: Citra Dewy Email: bucitrasmansa.pyk@gmail.com
terimakasih… semoga dengan latihan ini sy bisa menulis buku
Sangat luar biasa ide dari ibu Citra Dewi, dari penamaan kak Juli saja kita sudah bertanya -tanya, permainan apa sih ini. Dari pembuatan kartu jual beli dengan bentuk soal yg bervariasi sungguh memacu motivasi siswa untuk sungguh-sungguh menguasai materi, dan adanya point juga sangat memotivasi siswa untuk bisa mendapatkan reward, semoga dengan adanya penemuan permainan ini juga bisa digunakan untuk semua guru di kelasnya masing-masing.
Silakan Lakukan Sally Medianti. Jika membutuhkan lebih detail bisa hubungi langsung Ibu Citra Dewy. Terima kasih
Cukup bagus, bisa dilakukan secra berkelompok juga
Iya, keren idenya ibu Citra Dewy dan semoga Ibu Nurul Kamariyah bisa menerapkannya di sekolah. Aamiin
Wah keren sekali, mampu memacu semangat belajar peserta didik
Terima kasih ibu. Semoga bermanfaat. Sebuah ide Bu Citra Dewy emang keren