
Warung kopi (warkop) menjadi sejarah di tahun 2019. Gagasan membangun gerakan guru yang menglobal. Kegelisahan guru pasca mengikuti berbagai kegiatan di Kementerian Pendidikan dan Kebubdayaan saat itu sebagai peserta pelatihan, bimbingan teknis (bimtek), workshop dan sampai mengikuti lomba guru.
Tak ada ruang bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada yang lain secara leluasa termasuk pada komunitas hasil dari apa yang didapatkan di Jakarta, Bandung, Malang, Yogyakarta, Bogor, Bali, Lombok dan lain-lain. Kesempatan yang minim bahkan terbatas termasuk di sekolah guru tempatnya bertugas. Kegelisahan dan kerisauan sebagai guru terlalu banyak untuk diurai. Birokrasi, senioritas dan kemauan berserikat sangat sulit untuk ditembus sehingga ruang-ruang mengembangkan diri hanya pada orang-orang tertentu.
Sebenarnya kombur “ngalor ngidul” aja kami lakukan secara bertiga. Pertemuan itu sekedar bersilaturahmi sembari ngopi dengan Taufik Hidayat di Binjai. Saya yang meminta untuk bertemu karena baru selesai menuntaskan kegiatan di “Kota Rambutan. Saran untuk menghadirkan Yopi Rachmad sebagai teman yang ingin ketemuan juga diperbuat.
Kombur berlanjut antara saya dan Yopi sampai beberapa tempat ngopi di Kota Medan. Hujan-hujan pun ditembus sekedar bertemu untuk merancang sebuah rencana besar. Beberapa rencana gagal dalam eksekusinya dan kemudian mulai dengan rencana baru. Seperti orang yang mau niat menikah aja, sering memilih sana-sini namun semuanya tak jelas untuk dinikahi. He.he
Pada sebuah kesempatan bermakna bisa mengulang diskusi di tempat yang sama dengan seragam jaket baru berwarna merah. Diskusi itu hanya kami lakukan berduka setelah menunaikan undangan resepsi undangan pernikahan anak dari senior ngajar di Kota Binjai. Berdiskusi untuk rencana selanjutnya dan memperteguh untuk saling menguatkan dan menghebatkan sesuai kestatusan sebagai guru ataupun tugas tambahan/peran kami masing-masing di program Guru Penggerak Kemdikbudristek.
Jelas sekali peran kami berbeda namun menjadi satu bingkai yang sama untuk memajukan pendidikan Indonesia melalui sebuah gerakan. Warna merah berani dengan bordiran putih Guru Mendunia “Jiwa Kita Semua” menyatukan kita.