Blogger Sumut di Kedai Sumatra Kena “Virus”

Entah apa yang merasuki anggota Blogger Sumatera Utara mau hadir dengan fasilitator Orang Kampung. Bisa jadi, mereka hadir karena kejebak unggahan poster menarik si pembuat menebar di dunianya. Bahkan, kemungkinan rayuan maut Founder atau Co-Faunder komunitas kepada “korbannya”. Jika ada faktor lain dugaannya penasaran denga si pemakai “baju orange” yang gemesin.

Atau mereka mau ikut nimbrung agar bisa lari dari pekerjaan rutin di rumah dan suami bisa jaga anak. Bagi mereka yang sering datang ke lokasi bagi yang lajang/gadis pilihan hadir karena faktor menu enaknya atau barista ganteng kali ya.

Gara-gara hadir diacara itu, banyak dari mereka terkena “virus”. Terjangkit dari sedang duduk serius sembari dengar ocehan si fasilitator yang nyerocos. Bertemu jurnalis harian terkenal di Medan, penghobi travelling atau pekerja digitas bisnis Mie Ayam, dosen dan bahkan si pengangguran yang sedang mencari kerja karena baru risign. Keberkahan terjadi diantara mereka dengan menjadikan kolaborasi “si tokoh” denggan ghostwriter. Mereka sudah membuat rencana dengan bagi peran menuliskan karya buku si tokoh meraungi perjalanan mengelilingi dunia dengan si gadis muda.

Sedihnya, “virus” ini terus menyebar dengan sendirinya. Peserta yang tersentuh hati dan akalnya terkena “virus” ganas itu untuk punya buku karya bersama (bukabe) atas nama besar mereka masing-masing sebagai Si Blogger. Dibuat WAG, agar siapa yang mau berkontribusi. Bisa berbagi biaya dengan sistem patungan untuk diterbitkan menjadi buku. Temanya “pengalaman blogger” sesederhana itulah rencananya. Karya ini akan menjadi identitas dan produk nyata untuk kepentingan bersama.

Mayoritas peserta merupakan perempuan hebat karena bisa hadir di sela-sela sebagai istri, ibu rumah tangga, dosen, pebisnis maupun mantan pekerja kantoran. Hampir semua antusias bertanya dan penasaran apa yang disampaikan. Sisanya, diam karena belum fokus menyimak karena terfikir dengan laporan akhir yang sudah ditunggu untuk dikirimkan kepada si bos. Atau bisa jadi, karena terpesona melihat si penyaji yang coba “bersandiwara” di panggungnya.

Dewi Lestari

“Pada akhirnya menulis adalah proses belajar yang tak pernah usai. Dan, itu jugalah yang membuat menulis begitu memikat. ”

“Virus” menulis akhirnya menyebar dari Kedai Sumatra sebagai saksi untuk komitmen bersama untuk berkarya dan berkolaborasi. Ini bukan persoalan individu tapi kepentingan untuk komunitas. Bisa membumi bahkan mendunia sebagai amal jariyah. Mereka bukan komunitas yang hanya mementingkan mencari mitra untuk endrose doang, tapi sisi berbagi, menginspirasi dan jalin kekeluargaan bersama. Sering bertemu hidup mereka akan semakin bermakna. Selalu bertemu untuk berkegiatan maka semakin banyak ide dan inspirasi diperolehnya. Apalagi dengan banyak bersilarutahim akan bertambah job buat tulisan dengan menginap di hotel bintang 5 ataupu jalan-jalan ke Wakatobi.

Semua itu akan terasa indah, jika karya ini cepat diselesaikan di penerbitan dalam waktu singkat. Waktu akan menjawab semua cerita manis ditambah lesum pipit. File jadi kado terindah “Si Muna” sebagai PJ sebelum 24 Maret 2020 untuk akhir pengumpulan karya. Sebuah “virus” berubah menjadi “genius” sebagai mimpi Aku, Kamu dan Mereka.

Iwan Setyawan

“Aku menulis untuk menangkap kenangan yang mungkin tak akan mampu tersimpan dalam memoriku. Sebelum diriku usang dan menghilang”

20 Comments

  1. jadi pengen punya karya berupa buku lagi huhu. Duh bang aku agak trauma baca kata virus, enaknya jangan virus bang tapi madu *sedaaap

  2. Kalau virus menulis, virus yg bagus sekali Pak, hehe… Saya pun mencoba menginfeksi anak saya yg nomor 3 nih yg nampaknya suka nulis juga. Nice article Pak Sofyanto… Mau dong ketularan virus menulis kedai Sumateranya…

  3. Hallo bg. Salam kenal dari Gacil. Sayang banget, kemarin Ndak bisa ikut kelasnya abg. Lain kali semoga ada kesempatan ya bg bisa sharing bareng.

  4. Aduhhh aku kira virus corona haha
    Emang sih ya, kl dah kumpul dab dikaai virus yg sesuai dengan badan kita maka cepat oula bereaksi hehe
    Semoga apa yg dicitakan terwujud ya

  5. Thank you for sharing this well-researched and thought-provoking blog post. I appreciated the depth of your analysis and the clarity of your writing. To gain more insights, click here.

Leave a Reply