“Dua anak lebih baik” dengan simbol dua jari sering kami lakukan saat ada di sesi foto bersama. Beberapa kata pembuka ucapkan “Salam Genre” sering diisampaikan kepada lawan bicara. Jargon “Peduli Kependudukan” yang jadi daya penarik program ini untuk dijalankan.
Sejak 2017 sampai saat inilah profesi baru dikembangkan. Digembleng dengan status peserta supaya lebih faham. Diberi panggung sebagai fasilitator untuk mahir berkomunikasi menyampaikan pesan.
Tidur di kendaraan yang melaju kencang atau penginapan sesaat harus dijinakkan. Diasa rasa lidah jawa untuk bisa menikmati sajian hotel, restoran, ataupun warung di pinggiran jalan. Semua dinikmati agar tersadarkan getirnya kehidupan.
Embel-embel melekat didiri saya yang masih lugu. Menyatu, dan bukan dipaksakan untuk bersatu. Bermetamorfosa ke sesuatu agar bisa menyesuaikan untuk berpadu.
Semuanya asyik jika sesuai kondisi. Semuanya seru jika sesuai dengan hati nurani. Semuanya indah jika sesuai konsep berbagi. Semua bisa karena izin Allah Swt dan keluarga tercinta yang dikasihi.
Terima kasih untuk semuanya yang sudah berusaha. Kepada badan perwakilan di provinsi dan panitia. Yang mengundang, dan memberi kesempatan serta do’a. Semoga bertemu lagi di lokasi dan waktu yang berbeda pula.
Kegiatan berbeda, kesannya juga beda. Lokasi beda oleh-olehnya juga berbeda.
Omah Dondong, 07-10-2019