Tips Aman dari Penipuan Salah Transfer

Penipu ada didekatmu. Anda kenal atau kamu tak kenal tapi mereka mengenalimu. Caranya cukup sederhana untuk menimpumu. Celah sekecil, bisa dimanfaatkan mereka menipu. Anda tak akan percaya bahwa dirimu sebenarnya telah tertipu.

Untuk urusan ditipu diera digital, beberapa kali percobaan penipuan terhadap diri saya. Akan saya bagikan kisah nyata setahun lalu trik mereka menipu. Cerita ini saya berikan agar Anda bisa aman dari kasus penipuan melalui transaksi digital.

Awalnya sih, niat saya menyebarkan nomor rekening beberapa bank untuk pengumpulan donasi. Saya cantumkan nomor rekening bank di flyer mempertimbangkan kemudahan donatur melakukan transfer sesuai data secara terbuka. Eh, beberapa transaksi donatur berhasil dan mengkonfirmasi sesuai nomor narahubung yang tertera di flyer.

Lah, kegiatan pengumpulan donasi ini bukan kegiatan penipuan tapi gerakan sosial untuk membantu masyarakat di kampung. Bagai penipu, ini celah untuk melakukan aksinya pada penyelenggara dan pengumul donasi. Berdasarkan flyer yang berisi nomor narahubung dan nomor buku rekening, ini menjadi peluang besar bagi penipu melancarkan aksi sederhana dan menguntungkan besar. Jika kita tidak cermat, maka penggalang donasi bisa tumpur karena akibat penipuan ini.

Detail ceritanya saat itu beginilah. Si donatur menyamar berstatus suami yang ingin berdonasi. Aksinya dilancarkan dengan mengirimkan pesat singkat whatsapp kepada saya. Dalam isi pesannya, istrinya melakukan transfer di malam hari dan baru bisa mengirimkan bukti struk transasksi kepada saya dipagi hari. Saat melakukan transfer, istrinya melakukan kesalahan yang rencana berdonasi Rp 500.000,- malah terketik Rp 5.000.000,- alasannya sudah malam. Bahkan si penipu mengirimkan tangkapan layar flyer yang saya unggah di media sosial.

Begitu awal singkat cerita di pesan yang dikirim ke saya. Dari cerita panjangnya itu, si penipu meminta saya untuk bisa mengembalikan uang sisa Rp 4.500.000,- dengan mentransfer kembali. Si penipu tetap berkeingan berdonasi Rp 500.000,-. Rencana mulusnya sepertinya akan lancar untuk menipu saya.

Setelah saya cek saldo melalui ATM di hari itu juga, faktanya tidak ada histori transaksi sejumlah uang masuk seperti yang diceritakan penipu. Notifikasi sms juga tidak ada untuk transaksi tersebut. Selanjutnya, saya kirim pesan kepada penipu, bahwa tidak ada dana masuk ke rekening saya. Sejujurnya saat itu, saya ingin mengembalikan permintaan si penipu jika emang benar ada saldo dengan nilai tersebut. Saya tak mau, gara-gara ini, orang tak mau berdonasi lagi karena tidak percaya.

Saya tetap curiga apa yang disampaikan penipu tadi. Ada sesuatu yang janggal hal ini terjadi. Lihat foto profil whatapp saja seorang yang alim. Periksa sana sini dan cari referensi di internet, saya mulai curiga dari pola isi pesannya. Struk yang dikirim beralamat di lokasi ATM Jakarta dengan nama bank yang tak biasa. Biasanya ada beberapa tanda struk dengan pola tertentu dari sebuah bank jika kita melakukan transaksi. Cek sana sini, akhirnya saya putuskan, bahwa ini motif jenis penipuan yang sering mereka lakukan kepada seseorang jika ada nomor rekening tertera di flyer atau media sosial. Mereka menyasar penggalang dana yang sifatnya masih pemula.

Penipu mencari celah kelemahanmu. Cakap Digital membantumu terhindar dari penipu

Kejadian ini muncul kembali beberapa minggu lalu. Mengirimkan pesan singkat dengan foto profil yang selintas yakin ini bukan penipu. Kedoknya mengirim pesan dengan pola yang sama, bahwa salah kirim nominal donasi. Sepertinya kejadian ini terjadi sama saya kedua kalinya namun saya tak menjadi korbannya. Melalui tulisan ini, saya berharap, tidak ada korban dari aksi penipu yang mengambil keuntungan dari dunia digital khususnya kasus salah transfer. Beberapa tips saya berikan kepada Anda, agar tidak tertipu jika menemukan pesan singkat bahwa ada salah transfer nominal yang Anda sendiri tak mengenalnya.

  • Periksa histori transasksi bank Anda melalui sms banking, mobile banking atau rekening koran sebelum mengembalikan nominal uang yang diminta melalui mekanisme transfer
  • Deteksi nomor whatsapp dan foto profilnya. Nomor yang digunakan biasanya kartu operator yang tak terkenal dan foto profilnya bernuansa religius
  • Tanyakan kepada mereka, dari mana mereka tahu kegiatan dan mendapatkan informasi nomor rekening kita
  • Kenali bentuk pola struk transfer, lokasi ATM dan jenis bank pengirimnya sehingga tahu sinkonisasi fakta kejadian dengan pola cerita yang mereka buat untuk beraksi

Bagi Anda yang suka kegiatan sosial dan menjadi relawan sebuah komunitas, untuk berhati-hati terhadap aksi kejahatan digital ini. Penipu cepat menerima informasi jika ada flyer tersebar detail termasuk nomor rekening dan nomor narahubung karena itu dianggap mereka bisa beraksi. Tanya kepada teman jika ada transaksi mencurigakan sehingga masalah ini tidak Anda hadapi sendiri.

Kejahatan muncul karena ada niat dan kesempatan. Kesempatan yang mereka lakukan untuk menipu karena kita lemah dalam literasi digital. Perkuat literasi digital kita sehingga aman dari kriminal digital di sekitar kita. Semakin Cakap Digital untuk Indonesia

6 Comments

Leave a Reply