Seorang motivator sebuah forum pertemuan pelatihan penulisan buku. Pertanyaan singkat kepada peserta “Siapa yang tahu judul buku terlaris yang dibeli oleh orang Indonesia?”. Peserta saling pandang, kemudian mengungkapkan berbagai jawaban secara bergantian. Berbagai judul buku bahkan penulisnya disebutkan untuk menunjukan kehebatan dan keidolaannya. Masing-masing peserta menyukai genre beragam sehingga referensinya dan persepsinya juga berbeda.
Peserta perempuan manis duduk bagian depan menyebutkan buku Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Laki-laki berkulit putih yang kelihatannya berstatus mahasiswa ditandai dengan almamater kampusnya yang dipakainya bahwa Tere Liye dengan berbagai judul buku Hujan, Bumi, Pulang, Rindu, Ayah dan lain-lain sebagai buku terlarisnya. Penikmat buku sejarah, diungapkan perempuan duduk bagian pinggir lorong ruangan bahwa Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Noer. Negeri 5 Menara karya A. Fuadi terucap oleh seorang gadis berhijab pink disamping jendela. Burung-burung Manyar karya Y.B Mangun Wijaya diungkap oleh seorang laki-laki rambut ikal yang hobi membaca. Perempuan energik yang mengebu-gebu saat berbicara bahwa buku berjudul 7 Keajaiban Rezeki karya Ippo Santosa bahkan dengan bersamaan bahwa buku Tung Desem Waringin berjudul Financial Revolution juga buku terlaris sampai mendapatkan penghargaan dari MURI.
Setelah peserta puas atas jawabannya, motivator kemudian berbicara tegas untuk menyampaikan sesuai slide presentasinya bahwa inilah daftar 10 terlaris di Indonesia beserta penulisnya secara lengkap. Selesai membaca semua daftar tersebut, tiba-tiba seorang peserta yang baru masuk ruangan sembari mencari kursi untuk duduknya menyeletuk. Semua peserta menolehkan kepalanya ke belakang dan sembari geleng-geleng kepalanya mendengar ucapan peserta yang terlambat itu. Bahkan motivator terkaget-kaget atas jawabannya yang diluar dugaan.
Buku terlaris di Indonesia bahkan dunia bisa dipastikan yaitu “Buku Tulis”. Buku dengan berbagai ragam jenis cover. Kadang agar cover lebih menarik, dibuatlah buku tulis bersampul plastik transparan yang dijual pasaran. Kertas sampul berwarna cokelat bisa jadi primadona untuk menutupi cover dan judul buku yang tak pernah tertulis. Dari warung kelontong, penjualan ATK kantor modern, bahkan toko Gramedia, Toga Mas ikut menjualnya dan menjadi penjualan buku terlaris manis di awal tahun pelajaran. Mereka bisa untung besar karena faktor dibutuhkan. Penerbit bisa berkali-kali cetak ulang dengan jumlah 28-32 garis hitam kadang berwarna biru setiap lembarnya. Tebalnya bervariasi isinya antara 12, 30, 40 sampai 80 lembar. Sosok misterius itu menyampaikan secara tegas dan jelas walau tanpa pengeras suara. Suara kuat seperti suara detuman drum di pukul.
Semua jawaban peserta gugur dengan sendirinya. Motivator yang tak bisa membantah walau dirinya punya puluhan buku terbitan berISBN. Tertegun dan menyadari bahwa buku tulislah sebagai awal mengajarkan kita semua untuk bisa menulis.
Kisah fiksi di atas, membuat kita bisa tertegun dengan alasan-alasannya. Semua mengakuinya bahwa buku tulislah buku terlaris yang pernah menjadi saksi perjalan kita saat bersekolah. Sebagian besar menggunakannya bahkan bisa berpuluh buku sudah dihabiskan. Bagaimana dengan penulis yang saat ini bergeliat dengan karya-karya bukunya dijual dengan berbagai media penjualan di toko buku resmi ataupun toko online. Penulis-penulis buku tersebut, apakah masih memiliki buku tulis tersimpan rapi di rumahnya atau malu menyimpannya karena tulisannya “ceker ayam”. Bahkan, ada penulis karena tulisan yang naik turun tak berarutan sehingga mencari alternatif yang bisa dijadikan jalan keluar dengan menggunakan mesin ketik. Mungkin, yang tak alergi dan mau berubah dengan belajar untuk memulai dengan memakai komputer/laptop. Apapun ulasannya, buku tulis tetap menjadi primadona yang setia seperti saya untuk mencoret-coret ide melalui peta konsep di buku tulis.
Beberapa orang di Sumatera Utara mulai meberanikan diri untuk membangun personal branding sebagai penulis. Profesi alternatif sebagai pilihan hidup. Bisa jadi lainnya yang akn bisa ditinggalkan begitu saja karena mulai menyukai dunia penulis yang mulai menjanjikan. Apakah profesi lama akan hilang begitu saja ditelan kegelapan yang selama ini dijalani bertahun-tahun lamanya. Menjadi penulis bisa jadi alasan karena hobi. Di Sumatera Utara, guru sebagai jenis profesi yang mulai bergeliat. Dalang perubahan karya tulis menjadi buku di lingkungannya. Menjadi penggerak literasi yang secara sadar atau tidak disadarinya mengubah hidupnya. Ide-ide tulisan itu dibukukan untuk menjadi kado gratisan. Jadi kenang-kenangan kerabat atau dijual terbuka untuk mencari keuntungan. Guru yang sanggup dikatakan sebagai penulis harus berani bertanggung jawab untuk mengeluti dunia buku sebagai aktivitas menyenangkan. Dengan tulisan dapat membantu orang lain memecahkan masalahnya yang pelik.
Orang kampung sejak menulis buku, sudah mengindentifikasi, ada 9 guru di Sumatera Utara yang menjadi “dalang” perubahan. Mereka orang-orang yang mampu mengubah lingkungannya untuk produktif dan berkarya. Buku-buku diurus ke penerbit dan terdata secara legal dengan berISBN. Penentuan 9 penulis berstatus guru berdasarkan observasi di media sosial dan pernah berkolaborasi dengan orang kampung. Paling penting dari ini semua, bahwa data-data ini diperoleh dari percakapan di wa, tatap muka yang tak sadar dikumpulkan menjadi sebuah bahan penentuan finalisasi tokoh-tokoh ‘dalang”. Semua gambar diambil dari media sosial masing-masing guru. Mohon maaf dari orang yang khilaf dan mau mengakui kesalahannya itu.
Penulis berstatus guru di Sumatera Utara ini sebagai “dalang” untuk mengatur ritme orang-orang untuk bertulis ria. Sembilan guru sudah ditentukan, diterima atau tidak nikmati saja karena ini tidak menentukan Anda sebagai guru favorit sebagai penulis. Penentu Anda hebat dan inspiratif ialah Allah Swt dan pembaca penggembar setia yang mau traktir gratis. Inilah 9 guru penulis itu. Penentuan urutan nama bukan berdasarkan paling hebat dan inspiratif tapi bersifat proposional saja.
Gelora Mulia Lubis
Guru Prodi Administrasi Perkanrotan SMK Istiqlal Deli Tua begitu sebagai aset bagi Sumatera Utara. Beliau sebagai guru yang aktif di berbagai ajang perlombaan dan kegiatan berskala daerah dan nasional. Meraih juara 1 guru berprestasi SMK Sumatera Utara pada Tahun 2013 sehingga menjadi perwakilan untuk lomba di tingkat nasional. Prestasi memenangi Best Practice Guru dalam Pembelajaran tahun 2013 mengantarkannya menjadi guru dengan segudang prestasi. Beberapa ajang lomba inovasi pembelajaran, penulisan buku, pendidikan karakter dan berbagai kegiatan kesharlindung dikmen Kemdikbud bersyarat penulisan menjadi langganannya.
Narasumber di berbagai daerah Sumatera Utara dan Aceh tentang karya tulis ilmiah dan penulisan buku sudah sering dijalaninya. Menjadi narasumber di Simeulue – Aceh sebagai pelatihan penulisan buku bagi guru-guru se kabupaten. Untuk di Sumatera Utara beberapa komunitas / organisasi seperti PGRI, IGI, APKIR menjadikannya narasumber tetap dan unik. Melalui karya-karya nyata yang ditampilkannya saat kegiatan menjadi inspirasi bagi peserta. Trik-trik menulis diungkapkannya melalui slide presentasi interaktifnya yang dirancang bersama mahasiswa bimbingnnya. Berbagai juri perlombaan kompetensi dan seleksi ajang bergengsi bagi guru dan siswa di Sumatera Utara.
Berstatus dosen di LP3I, AMIK Medan, STIM Sukma dijalaninya selain menjadi guru SMK. Penjadi pembina magang siswa dan mahasiswa ke berbagai industri, perusahaan dan hotel. Dedikasi dan loyalitasnya di dunia karya tulis, diangkatlah beliau sebagai Pembina di kepengurusan APKIR (Asosiasi Pembina Kelompok Ilmiah Remaja) Sumatera Utara.
Buku novel Sepotong Janji (Afla Publishing, 2010) dan dijual diberbagai toko buku nasional. Novel lainnya Manara di Arasy Langit (MLP, 2011) dan The Power of Mazhab Cinta (Leutikaprio, 2015). Buku motivasi populer diantaranya Bangganya jadi Guru (Prestasi Agung Pratama, 2011); Jurus Jitu Guru Beken (Leutikaprio, 2016); dan Guru Berprestasi Hebat (Leutikaprio, 2016). Buku yang pernah dilombakan yaitu Kredit Plus di Sekolah (Diandra Creative, 2018)
Fadillah Rahmi
Founder Gawai Ramah Keluarga mengedukasi masyarakat tentang pemanfaatan dan bahaya teknologi. Berbagai kegiatan edukasi di daerah-daerah, sekolah dan instansi pemerintah sebagai mitranya. Misi sosial mulia ini terus dijalankannya bersama relawan lainnya bagaimana masyarakat bisa memanfaatkan teknologi secara BAIK (Bertanggung Jawab, Aman, Inspiratif dan Kreatif). Kisah-kisahnya inilah kemudian menjadi buku tunggalnya yang pertama berjudul Catatan Sang Duta (2017). Beberapa bukabe: Pendidik Beraksi dan Berkolaborasi (Gerhana Publishing, 2018); Pelangi Bukit Barisan (Gerhana Publishing, 2018); Pesona Berkarya dan Berprestasi (Phoniex Publisher, 2019); Tapak: Belajar dari Orang Kampung yang Bahagia (Mazda Media, 2019); serta Afeksi: Guru Sosiologi Milenial yang Dirindukan (Intishar Publishing, 2019).
Aktifnya terus belajar dengan berbagai komunitas sampai mengikuti kegiatan rutin di Balai Bahasa Sumatera Utara. Di akhir penugasan, buku Antologi Menggiring Mimpi (BBSU, 2019) diterbitkan sebagai hadiah bagi peserta pelatihan selama beberapa pertemuan yang dijalaninya.
Proses belajar menulis terus dilakukannya. Peluang liburnya dengan sebagai guru di SMAN 1 Galang dilakukannya dengan memberi kebermanfaatan bagi warga komplek di lingkungan tempat tinggalnya. Mendidik anak-anak untuk mengembangkan bakat menulisnya dengan berkarya. Masjid komplek Puri Zahara I menjadi sarana pendukung kegiatan literasi saat liburan bagi beliau dan anak-anak kompleknya.
Partisipasi yang diselenggarakan oleh Penerbit Diandra Creative Yogyakarta, tulisannya menjadi bagian dari Guru Story-2 sebagai kisah-kisah inspiratif guru di Indonesia.
Kecintaanya pada hobi menulisnya, berbagai pelatihan menulis diikutinya. Tak penting siapa panitianya, ada kesempatan dan peluang maka diikutinya dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Saat mengikuti pelatihan dari Media Guru, akhirnya sebuah buku Terciduk: Kisah-kisah Inspiratif dari Kelas Sosiologi (2019) diterbitkan. Buku inilah menjadi bagian dari perjalanan penulisan sebagai guru dan relawan yang tulus dijalankannya. Beberapa kegiatan antologi dari Media Guru mejadi kontributor penulisan buku tersebut. Kepilihnya naskah tulisan Fadillah Rahmi yang menarik dan menjadi bagian dari isi buku Seribu Wajah Satu Hati dan Ramadhan Bersama Anak.
Memperkuat kolaborasi dalam sebuah komunitas, Fadillah Rahmi sebagai guru dan teman-teman pendidik lainnya mendirikan IPPSU (Ikatan Pendidik Penulis Sumatera Utara). IPPSU sebagai organisasi komunitas pendidik untuk menggerakan kegiatan literasi terus bergeliat. Geliatnya melalui berbagai kegiatan konsolidasi pengurus dan pelatihan penulisan dari satu daerah ke daerah lainnya.
Wiwik Puspitasari
Amanah sebagai Instruktur Nasional dari Media Guru membuatnya keliling nusantara. Memfasilitasi dan memotivasi peserta untuk belajar dan berlatih menuangkan ide menjadi tulisan inspiratif. Aceh, Riau, Sumatera Utara, Bangka Belitung, Sumatera Barat dan berbagai provinsi lainnya menjadi destinasi dan petualangannya untuk berbagi bagaimana peserta menerbitkan buku tunggal melalui bimbingannya. Pelatihan beberapa hari dan diskusi secara online membantu peserta bisa mewujudkan mimpi-mimpi segera memiliki buku karya yang diterbitkan dan berISBN. Usaha ini lakukan Ibu Wiwik Puspitasari secara tulus dan mengayomi.
Sebagai pendiri dan mendapatkan amanah dari teman-temannya untuk menahkodai IPPSU (Ikatan Pendidik Penulis Sumatera Utara) sebagai Ketua Umum. Kegiatan IPPSU yang menjadi dalang berbagai pelatihan penulisan di Langkat, Binjai, Medan, Tebing Tinggi, Labuhan Batu, Deli Serdang dan berbagai daerah lainnya berkolaborasi dengan Media Guru. Setiap pelatihan, buku yang akan diterbitkan dibantu melalui Media Guru sebagai karya inspiratif. Semangatnya “Butet” sebagai panggilan khusus CEO Media Guru kepada Wiwik Puspitasari menjadi pemicu geloranya merintis peserta untuk berusaha menulis. Melalui tulisan itu, literasi di dunia pendidikan, membudaya positif bagi perkembangan literasi khususnya di Sumatera Utara. Kisah Butet di akun Gurusiana menjadi cerita menarik dan dibukukan. Begitu pula buku 365 Hari di Gurusiana sebagai sajian inspiratif untuk pembaca setianya.
Menjadi penulis sudah digeluti sejak lama. Sebelum bergabung di Media Guru, beliau aktif menulis di penerbit Erlangga khusunya buku anak-anak. Kemampuan menulisnya terasah karena bakat dan minatnya di dunia literasi dan seni. Pendogeng di berbagai kegiatan untuk menghibur dan mendidik anak-anak akan pentingnya cerita untuk mendukung perkembangan psikologis anak pada masa pertumbuhan. Menjadi juri lomba pendogeng di berbagai kegiatan, membuatnya terus belajar dan memotivasi peserta untuk terus berkarya. Pengalaman mendogeng ini dituangkan di sebuah buku berjudul “Ayah Bunda, Bacakan Aku Cerita”.
Magnet Cerita Sang Guru; Selendang Langit; Siput dan Rumah Kesayangan; Belalang Ingin Pulang; Si Kecil Mungil; Cahaya Kuna; sebagai bagian perjalan Wiwik Puspitasari bersama Media Guru menerbitkan buku cerita bagi anak-anak. Karya-karya cerita tunggal ini menjadi incaran peserta untuk membaca bukunya seorang Pendiri dan Kepala TK/PAUD Jasmine Islamic School.
Beberapa buku antologinya juga ada misalnya di buku Seribu Wajah Satu Hati; Catatan Guru Penulis: Guru Mulia karena Karya. Proses perjalanan panjang ini tak mudah dilaluinya dengan mudah. Semangat berbaginya kepada orang lain dijadikan obat penawar bagi fisik dan jiwanya untuk semakin kuatnya untuk terus berkarya.
Saripuddin Lubis
Pembina Teater Bianglala SMAN 1 Binjai begitu sabar membina anak didiknya untuk belajar sastra. Latar belakang sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia punyai bakat dan kemahiran menguraikan setiap kata-kata menjadi kalimat yang menggugah. Kemampuan ini terus terasa dengan pengalamannya mengikuti berbagai kegiatan pelatihan penulisan.
Direktur Sanggar Rumah Cerita menjadikan wadah berekpresinya orang-orang Binjai berkarya melalui buku dan panggung seni. Acara pembacaan puisi massal oleh kolaborasi berbagai komunitas mementaskan orang-orang bersastra. Begitu pula dengan aktivitas di KOSAMBI (Komunitas Sastra Masyarakat Binjai) digelutinya karena wadah inilah bisa mengembangkan ruang ide ekpresinya dapat mengungkap setiap kata sastranya.
Karya-karya tulis berupa opini, artikel, esai sering muncul di berbagai surat kabar Sumatera Utara yang membahas isu kekinian. Profesi sebagai guru yang unggul dan kompeten, di organisasi Muhammadiyah diamanahkan sebagai Ketua Dewan Pendidikan untuk Kota Binjai. Amanah besar dengan AGBSI (Asosiasi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia) Sumatera Utara memprogramkan berbagai kegiatan literasi seperti kegiatan musikalisasi puisi, panggung seni bahkan penulisan buku antologi. Berbagai buku antologi di komandoinya sehingga berbagai komunitas dan guru punya karya buku. Contoh karya buku antologinya yaitu Monolog Medan (Gerhana Publishing, 2018). Penyair Indonesia dalam Antologi Puisi Binjai sebagai buku kuratornya bersama KOSAMBI. Buku Jalan Pilihan Raja Pardamean (Gerhana Publishing, 2017). Beberapa karya bukunya untuk memotivasi guru lainnya untuk terus berkarya di sebuah buku antologi. Buku 26 Tuntutan Penyejuk Hati (Gerhana Publishing, 2018) sebagai karya religius.
Mualdin Sinurat
Nama di akun Facebooknya menggunakan nama Aldi Sinurat. Seorang guru di SMP Swasta Putri Cahaya Medan dan tentor aktif di Bimbingan Belajar GO. Guru mata pelajaran Matematika ini begitu giat menulis dari berbentuk ilmiah dan non ilmiah. Narasumber di pelatihan Karya Tulis Ilmiah bagi guru dan siswa di beberapa daerah menjadikannya semakin banyak dikenal karena bakatnya di bidang penulisan di Sumatera Utara.
Mengikuti program Bimtek PBB untuk menghasilkan bukabe (buku karya bersama) akhirnya bisa berpartisipasi setiap bagiannya. Pendidik Beraksi dan Berkolaborasi (Gerhana Publishing, 2018); Pelangi Bukit Barisan (Gerhana Publishing, 2018) dan Pesona Berkarya dan Berprestasi (Phoniex Publisher, 2018) sebagai awal karyanya dalam bentuk buku.
Pengalaman menjadi finalis di ajang lomba Inovasi Pembelajaran MIPA Pembelajaran di tingkat nasional, akhirnya bersama 7 teman lainnya berinisiatif menjadikan sebuah karya antologi. Buku berjudul Inobel MIPA: Kumpulan Inovasi Pembelajaran Guru MIPA Berprestasi diterbitkan pada tahun 2018. Beberapa cetakan buku ini dijual dan sebagian dibagikan kepada secara gratis kepada peserta yang aktif dan tampil saat kegiatan pelatihan KTI dan beliau menjadi narasumbernya. Dari sinilah penulis mendirikan Komunitas Inovasi Pembelajaran.
Beberapa buku antologinya yang terkini baru diterbitkan antara lain yaitu Selamat Datang Mas Nadiem; Bangga Jadi Guru Literat. Semua buku antologi ini diterbitkan melalui program Media Guru. Keaktifan penulis didukung bersama pendidik lainnya mendirikan IPPSU dan menjadi pengurusnya.
Kisah inspiratif berjudul “Langkahku Terhalang Lahar Sinabung” menjadi bagian dari buku Perjuangan diterbitan LovRinz Publishing tahun 2019. Kisah yang ada dibuku ini dipilih 100 pemenang dari ratusan tulisan yang masuk ke meja redaksi.
Buku tunggal yang membuat namanya semakin mencuat dengan karyanya fenomenal. Buku “Togi; Sang Penjaja Budaya” diterbitkan Media Guru ini sudah beberapa kali dicetak dan beberapa meluncur ke berbagai pelosok negeri. Bercerita tentang perjuangan si Togi sebagai penyanyi di kapal ferri penyebarangan Ajibata dan Tomok. Kemahiran dan perkenalannya dengan orang-orang pilihan hingga mengantarkannya ke istana negara RI bersama orangtuanya.
Bakat dan kemampuannya berbahasa daerah serta jiwa seni yang unik membuat orang terkagum-kagum. Penjajah budaya kepada pendatang di tanah Batak membawa berkah tersendiri bagi si Togi. Cerita dengan bahasa yang mudah dicernah pembacanya karena bakat penulisnya mengurai setiap kata walau latarnya sebagai guru matematika. Kata-kata tiap baris buku mengalir dengan tenang sehingga terhanyut pada ceritanya. Kisah Togi memberikan inspirasi bagi anak-anak saat ini untuk berjuang dan totalitas dalam berbuat. Tuhan Maha Tahu apa yang layak dan pantas pada seseorang untuk menjadi hadiah dari mimpi-mimpinya.
Sri Kartini Handayani
Guru nyentrik kadang orang menyematkan kepada Ibu guru Sri Kartini Handayani. Dunia teater, puisi dan sastra menjadi bagian kehidupannya. Di sekolah mendirikan Ekstrakurikuler Enceng Gondok SMAN 4 Medan bersama siswa-siswanya. Bakatnya di dunia teater tak diragukan lagi. Berbagai prestasi sudah diraihnya dan sampai ke tingkat nasional.
Sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia, punya tanggung jawab besar untuk mengajarkan tulis dan menulis menjadi sebuah karya buku. Dorongan kuat dari seseorang yang mendesaknya akhirnya karya itu dihasilkan. Awalnya dimulai dengan mengumpulkan 42 karya siswa yang dibukukan. Program Bukabe (buku karya bersama) mendampinginya sehingga diterbitkannya bukabe kumpulan dogeng siswa berjudul: Sepatu Terkurung Waktu (Diandra Creative, 2017).
Upaya mengumpulan karya-karya siswa untuk kelas yang diajarnya atau untuk siswa yang mengikuti ekstrakurikuler Enceng Gondok dimotivasinya untuk menulis. Perjuangan bertahun-tahun ini akhirnya dihasilkan. Beberapa judul karya siswa diantaranya: Selantai Saudara, Patahan Waktu; 40 Sifat Manusia Setengah Jadi. Semuanya diterbitkan oleh Penerbit ETP. Ada 30 Sajak Mimpi; Tersesat Sejenak; Sarang Mimpi; Ribuan Tanda Tanya; Serpihan Pesan Jiwa Sastrawan; Seuntai Sajak Bisu.
Menebus Langit; Pesan Ibu tentang Seribu; Sang Penikmat Hujan. Kumpulan karya seni ini merupakan karya siswa yang dimbimbing penulis SKH yang diterbitkan oleh Gerhana Publishing Medan, 2019. Inilah upaya dilkukan oleh guru yang jadi dalangnya di sekolah siswa bisa punya buku.
Pelangi Bukit Barisan (Gerhana Publishing, 2018) ada goresan tulisan pengalaman Ibu Kartini yang disematkan disana. Buku novel tunggalnya: Bukan Bacaan Luka menceritakan seorang ayah yang membacakan untuk anak-anaknya.
Yopi Rachmad
Ketua AGSI (Asosiasi Guru Sejarah Indonesia) Sumatera Utara dan Fouder Guru Mendunia menjadi inisiator terbitnya beberapa karya buku guru bagi komunitas guru yang dimpimpinya. Buku Para Pengeja Sejarah (Farha Pustaka, 2019) sebagai bukti peran aktifnya sebagai dalang buku ini bisa diterbitkan. Sebagai guru di SMAN 6 Binjai, terus mengembangkan dirinya ke dengan berbagai kegiatan. Mengembangkan konten youtube dan mengelola beberapa akun kegiatan pribadi dan sosialnya.
Menjadi pengelola sebuah SDIT Medan dengan pola pendidikan berbeda sehingga konsepnya banyak diikuti oleh banyak sekolah. Ide-ide cemerlangnya mengantarkannya aktif di kegiatan nasional seperti ANRI dan Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI.
Karyanya pernah diterbitkan oleh Gerhana Publishing (2018) dengan judul Pelangi Bukit Barisan. Kisah nyata yang diceritakan buku tersebut menginpirasi pembacanya karena perjuangannya tanpa sinyal hp. Aliran listrik hidup hanya dimalam hari. Negeri Sulang Selima sebuatan unik, bagaimana Yopi sehingga ide kreativitas barunya selalu muncul. Perjuangan di derah perbatasan ini membuatnya semakin tangguh menghadapi setiap permasalahan yang ada.
Korelasi Pendidikan dan Kebudayaan sebagai buku bunga rampai diterbitkan Yayasan Obor Indonesia. Kolonialisme di Nusantara (YWM Media); Kerajaan Maritim Haru di Sumatera Timur 1477-1488 (Kemdikbud, 2018) dan 10 Strategi Guru Zaman Now (Farha Pustaka, 2019).
Sunarji Harahap
Desember 2019, Sunarji Harahap dengan personal branding “Penulis Mendunia” meraih Juara 1 Jurnalistik Tingkat Nasional KNKS untuk kategori Umum. Prestasi yang membanggakan bagi dirinya karena proses yang dijalaninya. Selama ini beliau aktif menulis di surat kabar cetak ataupun online. Untuk tulisan media online sudah mencapai 300 tulisan di Indonesia. dengan tema ekonomi syariah. Alumnus Magister Manajemen saat ini sebagai guru IPS di SMP Pertiwi Medan.
Aktivitas lainnya sebagai dosen di UINSU, STIE PMCI, UPRI Medan. Opini di harian Waspada akan muncul beberapa kali setiap bulannya. Puluhan tulis di surat kabar tersebut menjadi daya tariknya mengupas tentang ekonomi syariah sesuai dengan perkembangan zaman. Rutin menulis di surat kabar. Tulisan yang dibukukan menjadi bagian capaian sebagai karir guru dan dosen. Merasa sehat jika dapat menelurkan ide-ide liarnya untuk dinikmati pembacanya.
Penulis pada 4 Juli 2019 secara resmi tersertifikasi secara nasional sebagai penulis dan editor profesional yang dilaksanakan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dengan bekerjasama Lembaga Sertfikasi Profesi (LSP).
Beberapa buku diantaranya Pengantar Manajemen: Pendekatan Integratif Konsep Syariah (FEBI Press, 2016); Kewirausahaan Pendekatan Integratif (YWM Media, 2016); dan Studi Kelayakan Bisnis (FEBI Press, 2018). Buku-buku ini menjadi buku pegangan bagi mahasiswa. Menjadikan referensi bagi kalangan umum.
Maslina Sinaga
Fasilitator Pembelajaran Program Pintas Tanoto Foundation yang diembannya saat ini memiliki tanggung jawab besar. Menjadi fasilitator itu tidak mudah dan terus belajar. Keberanian menerima amanah fasilitator dianggap bisa dijalankan karena pernah merasakan pengalaman yang lebih sulit menjalankan tugas negara yang jauh dari pusat ibukota negara Indonesia. Pengalaman pengabdikan dirinya di sekolah Davao Mindanao Filipina selama 2 tahun jadi modal untuk berinovasi.
Pasca selesai pengabdiannya disana, Maslina Sinaga menuangkan ide-idenya dalam sebuah bukabe (buku karya bersama) dalam program gugel (guru geografi menulis). Mutiara Khatulistiwa yang diterbitkan Ae Publishing (2018) dituangkan pengalaman singkatnya di buku tersebut bersama 32 penulis guru geografi lainnya. Beberapa buku antologi juga dibuatnya misalnya Seribu Wajah Satu Hati yang diterbitkan Media Guru.
Buku tunggal pertamanya berjudul 7 Pembelajaran IPS Menyenangkan (Mer-C Publishing, 2018). Buku berisi tentang pengalamannya mengajar menggunakan alat/media pembelajaran di SMPN 1 Sei Suka. Pengalaman sebagai Juara 3 LKG (Lomba Kreativitas Guru) menambah hasanah ini buku tersebut.
Tinggal di Kabupaten Batubara dengan penduduk asli melayu, ide muncul yang bermuatan lokal. Membuat buku Pantun Anak Batubara (Pena Indies, 2018) sebagai buku indie dari Maslina Sinaga. Bermain Longest Line di Bumi Mindanao (Media Guru, 2018) sebagai buku tunggalnya yang begitu inspiratif karena pembelajarannya yang unik.
Karya-karya dari Ketua FOGIPSI (Forum Guru Ilmu Pengetahuan Sosial indonesia) Sumatera Utara tidak hanya untuk dirinya. Siswa yang dimbimbingnya juga bisa berkarya menerbitkan buku. Beberapa buku karya siswa antara lain Kumpulan Puisi Abaout Life (Farha Pustaka, 2019) dan Berakhir di Januari (Farha Pustaka, 2019).
Sembilan penulis berstatus guru dijabarkan. Anda tidak diintruksikan untuk memilih satu diantaranya. Sebagai pembaca cukup Anda memahami dan mengenalnya untuk dijadikan teman kolaborasi sehingga bisa saling belajar. Do’akan bersama untuk mereka bisa mendunia. Semoga Anda dapat menikmati bacaan gratis pemberian mereka semua. Aamiin.
Helvy Tiana Rosa
“Sejak kecil dekat dengan Allah, saat dewasa jangan pernah sedetik pun kita bergantung pada selain Allah! Ketika menulis, pena dan jemari kita gerakkan karena Allah, untuk Allah. Maka tulisan kita tak hanya jadi manfaat dan rahmat di bumi, tapi insya Allah menjelma cahaya akhirat kita”
Mantap Pak Ketua. Terimakasih.
Saling menghebatkan dan menginspirasi
Teruslah menginspirasi
Insya Allah dan do’a selalu dihadirkan untuk kita semuanya
Alamak.Patik mau berkata apa.
Namun ,selagi ada semangat ,pemantiknya Seluruh handai taulan, ayo.Meski malu malu kucing ,mari menebar energi positif.Sebarkan energi itu pada siapapun.
Ide baik disemai, energi positif ditularkan dan biarkanlah angin tetap bisa sepoi dengan riangnya
Luar Biasa
Ok
Allah Akbar . Kemudahan dari Allah. Belajar awal di BUKABE
Selanjutnya, melejit mengasah kemampuan kita bersama
Luar biaso ketuo
Mereka sangat luar biasa. Tak usah dilawan tapi menjadi kawan
Genio ketuo
he.he. Iyokan sajo
Mantap-mantap kali ah.. Senang melihat ada guru-guru keren kek gini. Selamat konsisten!
Terima kasih. Saya angkat hal ini untuk memperkuat literasi di Sumut
Belum lengkap tanpa Asmawati dari SMA 7 Binjai nih, Min. Bukunya juga banyak. Penggerak literasi nasional.
Benar sekali abangda. Saat itu baru datang yang baru dikumpulkan. Kak Asmawati dan Syamsul Agus emang pasangan hebat mereka